BUKU DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat-Nya penulisan buku yang
berjudul “ Desain Media Pembelajaran Matematika” dapat diselesaikan. Dalam
proses kegiatan belajar-mengajar, salah satu sarana untuk memperlancar kegiatan
tersebut adalah tersedianya buku ajar sebagai sumber informasi, baik yang
bersifat wajib maupun penunjang dalam mata pelajaran yang diajarkan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan kerjasama yang
telah terbina dengan baik kepada semua pihak dalam penyusunan buku ini.
Kehadiran
alat peraga maupun media pembelajaran dalam desain media pembelajaran
matematika sangat dibutuhkan dalam rangka menunjang proses kegiatan
belajar-mengajar. Adapun isi dari buku ini lebih menekankan cara pengguanaan
alat peraga matematika, membuat alat peraga matematika, menjelaskan kegunaan
alat peraga yang diguanakan, menggunakan media pembelajaran sehingga konsep
matematika dapat lebih dipahami oleh siswa.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis, bila ada
kritik dan saran dari pembaca akan saya terima dengan senang hati. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih untuk semua
pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil agar
terwujudnya buku ini. Semoga apa yang telah kami terima dari semua pihak,
mudah-mudahan mendapat imbalan dari Allah Subhanahuwataala dan menjadi amal
baik bagi kita semua, amin yarobbil’alamin.
Medan, 17 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan Alat Peraga Matematika Kreatif
Alat peraga adalah semua atau
segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan
konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas
menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
serta minat para siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar.
Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membantu
dalam proses belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga
ini bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan
dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses
belajar-mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat menambahkan kegiatan
belajar para siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk
belajar, sebab dapat membangkitkan minat perhatian dan aktivitas para siswa.
Beberapa tujuan
dan manfaat alat peraga disebutkan sebagai berikut:
1. Alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif
dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
2. Alat peraga pendidikan memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan,
dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar
berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu,
3. Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan diluar kelas
4. Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
BAB II
MENGENAL ALAT PERAGA MATEMATIKA KREATIF
A. Mata rantai
Indikator :
Ø Menghitung secara urut.
Ø Mengenal serangkaian pola yang terbentuk dengan menggunakan warna.
Alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Mata Rantai
|
1 set terdiri dari 250 buah mata rantai, 3 warna ( merah, kuning,
hijau ). Ukuran : 1 x 2 cm. Bahan : plastik PSHI ( Injeck ). Ditempatka pada
wadah PVC transparan ukuran 10 x 7,5 cm
|
Petunjuk penggunaan
Untuk membantu siswa dalam
menghitung, guru membentuk suatu mata rantai dari berbagai warna mata rantai
yang ada secara acak. Kemudian guru memberi pertanyaan kepada siswa, ada berapa
banyak mata rantai yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Dengan bantuan guru,
siswa diajak untuk menghitung banyaknya mata rantai yang berwarna merah,
kuning, dan hijau.
Selain itu membantu siswa dalam
mengenal serangkaian pola yang dibentuk oleh guru. Misalkan sebagian rantai
tersebut terbentuk dari 2 mata rantai kuning, 3 mata rantai hijau, 1 mata
rantai merah, 2 mata rantai kuning, 3 mata rantai hijau, 1 mata rantai merah.
Siswa diminta untuk mengamati pola
yang terbentuk dari sebagian rantai yang telah dibuat oleh guru. Setelah
mengetahui pola yang terbentuk, siswa kemudian dapat melanjukannya hingga
terbentuk menjadi suatu rantai yang utuh dengan pola yang sudah ada.

B. Manik dan pola
Indikator :
Ø Menghitung secara urut.
Ø Mengenal serankaian pola yang terbentuk dengan menggunakan bangun
ruang.
Alat-alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Manik dan
pola
|
1 set terdiri
atas:
ü Benang besar ( tali ) 5 buah beda warna.
ü Kubus ( lubang tengah ) 24 buah, 4 warna.
ü Silinder ( lubang tengah ) 24 buah, 4 warna.
ü Bola ( lubang tengah ) 24 buah, 4 warna.
ü Galon ( lubang tengah ) 24 buah, 4 warna.
Bahan :
plastik PSHI ditempatkan pada pada wadah PVC transparan ukuran 15 x 10,5 x 6
cm.
|
Petunjuk penggunaan
Untuk membantu siswa dalam
menghitung, guru membentuk suatu rantai dari berbagai mata rantai yang
berbentuk bangun ruang yang ada secara acak.
Kemudian guru memberi pertanyaan
kepada siswa, ada berapa banyak kubus, silinder, bola, dan galon pada rantai tersebut.
Dengan bantuan guru, siswa diajak untuk menghitung banyaknya kubus, silinder,
bola, dan galon.

Selain itu untuk membantu siswa
mengenal serangkaian pola yang dibentuk oleh guru dengan berbagai mata rantai
yang berbentuk bangun ruang yang ada secara berpola. Misalkan sebagian rantai
tersebut terbentuk dari 1 bola, 3 kubus, 3 silinder, 1 galon, 1 bola, 3 kubus,
3 sililnder, 1 galon dan seterusnya. Dan siswa diminta untuk mengamati pola
yang terbentuk dari sebagian rantai yang telah diuat oleh guru. Setelah
menegtahui pola yang terbentuk, siswa kemudian dapat melanjutkannya hingga
terbentuk menjadi suaturantai yang utuh dengan pola yang sudah ada.
C. Bangun datar dan bingkainya
Indikator:
Ø Mengenal bentuk dan nama bangun datar.
Alat
yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Pola bangun
datar
|
Bahan:
plastik PSHI.
Ukuran : 255
x 255 x 6 mm.
Warna :
kuning.
Membuat
bentuk-bentuk bangun datar sejumlah 13 bangun datar diantaranya:
Segitiga sama
sisi, siku-siku, sama kaki, persegi, persegi panjang, jajar genjang,
trapesium, belah ketupat, layang-layang, segilima beraturan, segienam
beraturan, elips, dan lingkaran.
|
2
|
Bangun datar
dan bingkainya
|
1 set bengun
datar terdiri:
ü 10 model bangun datar bertangkai.
ü 10 landasan berpola.
Bahan :
ü Kepingan plastik PSHI.
ü Landasan plastik PSHI berwarna.
Warna :
berwarna ( merah, kuning )
Ditempatkan
pada wadah plastik PVC transoaran.
|
Petunjuk penggunaan
Pada kegiatan ini, siswa diajak
untuk mengenal bentuk dan nama dari bangun datar. Pola bangun datar yaitu alat
bantu untuk menggambar bentuk-bentuk bangun datar dengan cara menjiplak. Satu
set bangun datar dan bingkainya terdiri dari 10 macam bentuk bangun datar dan
10 landasan berpola. Siswa diminta untuk meletakkan kesepuluh bangun datar
tersebut pada landasan yang sesuai dengan bentuk dari bangun datar tersebut.
Pada pola bangun datar ada 13 bangun datar.
Definisi bangun datar adalah bangun dua dimensi yang
hanya memiliki panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun datar terdiri dari Persegi,
Persegipanjang, Segitiga (Segitiga sama kaki, sama sisi, siku-siku), Lingkaran, Jajarangenjang, Belahketupat,Trapesium, Layang-layang, segilima beraturan, segienam, dan elips.
Siswa diminta
untuk menggambar bentuk-bentuk bangun datar yang ditentukan atau siswa
menggambar sendiri bangun datarnya kemudian siswa diminta untuk menyebutkan
nama bangun datar tersebut.

D. Papan berpaku
Indikator
:
Ø Membuat berbagai macam bangun datar.
Alat
yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Papan Berpaku
dan Karet Gelang
|
1 set papan berpaku dan sejumlah karet gelang.
Ukuran : 245 x 24 x 10 mm.
Bahan :
ü
Papan dan paku plastik SAN.
ü
Karet.
Warna : transparan.
|
Petunjuk
penggunaan
Siswa dapat
diajak untuk berkreasi membuat berbagai bangun datar. Guru dapat memberikan
contoh membentuk bangun datar yang sederhana seperi persegi, persegi panjang
dengan cara memasangkan karet gelang diantara paku-paku.
Siswa
selanjutnya diminta untuk membentuk bangun datar yang lain dengan menggunakan
papan berpaku dan karet gelang seperti jajar genjang, segitiga, trapesium,
segienam, belah ketupat, dan lain-lain.

E. Blok logika
Indikator :
Ø Mengelompokkan bangun datar berdasarkan sifat-sifat tertentu.
Alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Blok Logika
|
1 set blok
logika terdiri atas :
ü Lingkaran, Ǿ 6 cm tebal 5 mm dan 2 mm ; Ǿ 3 cm tebal 5 mm dan 2
mm.
ü Persegi panjang ukuran 6 x 4 cm tebal 5 mm dan 2 mm ; ukuran 4 x
2 cm tebal4 x 2 cm tebal tebal 5 mm dan 2 mm.
ü Persegi, ukuran 6 x6 cm tebal 5 mm dan 2 mm ; ukuran 3 x 3 cm
tebal 5 mm dan 2 mm.
ü Segitiga sama sisi, ukuran 6 x 6 x 6 cm tebal 5 mm dan 2 mm ; ukuran 3 x 3 x 3 cm tebal 5
mm dan 2 mm.
Tiap model 3
warna. Isi 1 set 48 buah.
Bahan :
plastik PSHI ditempatkan pada wadah PVC transparan ukuran 15 x 10,5 x 6 cm.
|
Petunjuk penggunaan
Kegiatan ini
bertujuan untuk melatih kreatifitas siswa dengan cara siswa diminta untuk
mengelompokkan bangun datar yang ada sesuai dengan pemikirannya. Sebagai
contoh, siswa dapat mengelompokkan berdasarkan banyknya sisi, bangun datar yang
berbentuk segitiga, bangun datar berwarna biru dengnan ukuran besar, bangun
datar yang berbentuk lingkaran berwarna kuning dan berukuran kecil, dan
sebagainya.

F. Bangun ruang
Indikator :
Ø Mengenal bentuk dan nama bangun ruang.
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Bangun Ruang
|
1 set terdiri
atas :
7 buah bangun
ruang yang ditempatkan dalam dudukan 1 tempat berpola.
ü Tabung ukuran, Ǿ 3,5 x 7,5 cm.
ü Balok, ukuran 4,5 x 4,5 x 7,5 cm.
ü Kerucut, ukuran 5 x 7,5
cm.
ü Bola, Ǿ 5 cm.
ü Kubus, ukuran 4,5 x 4,5 x 4,5 cm.
ü Segienam beraturan, ukkuran : tinggi 7,5 cm.
ü Limas, ukuran 5 x 5 x 7,5 cm.
Bahan :
plastik PSHI.
Warna :
coklat.
|
Petunjuk
penggunaan
Siswa diajak untuk mengenal bentuk
dan nama dari bangun ruang. Guru menunjukkan bentuk bangun ruang dan
memberitahukan kepada siswa nama dari bangun ruang tersebut.

G. Kubus berkait
Indikator
Ø Mengenal bentuk balok dan kubus dan mengetahui volumenya.
Ø Menetapkan pola ukuran berdasarkan warna.
Alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Kubus Berkait
|
1 set terdiri
atas : 200 kubus berkait, 3 warna. Ukuran : 1 x 1 cm. Bahan: plastik PSHI.
Ditempatkan pada wadah PVC Transparan ukuran 15 x 10,5 x 6 cm.
|
Pendahuluan
Kubus merupakan bangun ruang yang
memiliki panjang rusuk tiap sisinya sama panjang. Melalui kegiatan ini siswa
diajak untuk merangkai kubus-kubus kecil menjadi suatu balok atau kubus yang lebih besar atau pun menyususn
kubus-kubus menurut warna sehingga akan membentuk sebuah balok yang panjang.
Petunjuk
penggunaan
-
Membuat Balok
dan Kubus
Guru
menjelaskan kepada siswa bahwa satu kubus kecil disebut sebagai kubus, akan
tetapi dari kubus-kubus kecil yang ada dapat dibentuk lagi menjadi sebuah balok
atau kubus yang lebih besar, selain itu dapat dijadikan kubus satuan untuk
menentukan volume balok atau kubus yang terbentuk. Dan siswa dijelaskan cara
merangkai kubus-kubus berkait tersebut.

Caranya yaitu dengan memasukkan tonjolan yang ada pada salah satu
kubus berkait ke lubang yang ada pada kubus berkait yang lain. Setelah itu
siswa diminta untuk menyususn kubus-kubus berkait menjadi sebuah balok dan
kubus. Selanjutnya siswa dapat membuat balok atau kubus yang lebih besar lagi
dari kubus-kubus berkait yang ada sekaligus menghitung volumenya.
-
Menyusun kubus
berkait berdasarkan warna
Siswa diminta menemukan pola yang terbentuk dari susunan kubus
berkait tersebut. Contoh, urutan kubus-kubus berkait itu 1 merah, 2 kuning, 3
biru, 3 merah, 3 kuning, dan 4 biru.
-
Susunan pola
kubus-kubus tersebut berdasarkan urutan warna merah, kuning, dan biru dengan
ketentuan urutan berikutnya ditambah 1.
H. Jam
Indikator
Ø Mengenal bentuk jam digital dan analog
Alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Jam Digital
dan Analog
|
Peraga jam
dilengkapi dengan bantal stempel dan tinta.
Ukuran : 7 x
9 cm.
Bahan : karet, pegangan dari kayu
|
Pendahuluan
Kegiatan ini bertujuan untuk
mengenalkan kepada siswa mengenai bentuk jam digital dan analog. Siswa
diingatkan kembali bahwa:
1
hari = 24 jam
1
jam = 60 menit
1
menit = 60 detik
Guru menjelaskan kepada siswa bahwa
perhitungan waktu dimulai pada tengah malam
( 00.00 )
Petunjuk
penggunaan
Jam digital dan analog adalah model
jam yang terdiri atas jam analog tanpa jarum dan digital tanpa angka. Cara
menggunakannya dengan menekan model jam pada bantal stempel bertinta kemudian
ditempelkan pada kertas sehingga terbentuk gambar jam analog tanpa jarum dan ja
digital tanpa angka. Dalam penggambaran jarum penunjuk dan penulisan angka
digital, jarum penunjuk jam dan menit digambar terlebih dahulu kemudian angka
digital ditulis sesuai dengan jarum penunjuk, angka digital terlebih dahulu
ditulis kemudian jarum penunjuk jam dan menit digambar sesuai angka jam
digital.
Siswa diajak untuk memperhatikan
model jam digital dan analog. Bagian atas adalah muka jam analog yang terdapat
angka dari 1 sanpai 12, jarum pendek, dan jarum panjang. Jarum pendek
menunjukkan jalannya satuan jam dan jarum panjang menunjukkan jalannya satuan
menit. Dan pada bagian bawah adalah muka jam digital. Yang hanya terdapat 4
buah angka. 2 angka pertama menyatakan jam yaitu dari angka 0-23, dan 2 angka
selanjutnya menyatakan menit 0-59. Selanjutnya siswa diajak untuk membaca jam
digital dan analog.

I. Menara hanoi
Indikator
Ø Berlatih bekerja dan berfikir secara efektif
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Menara Hanoi
|
1 set terdiri
atas :
ü 1 lempeng berbentuk 3 roda.
ü 3 buah cincin dapat disusun berjenjang ; Ǿ 8 cm, Ǿ 7 cm dan Ǿ 6
cm.
ü 3 warna berbeda
Bahan :
Plastik PSHI.
Warna :
ü Landasan : hitam
ü Cincin : merah, kuning, biru.
|
Pendahuluan
Menara hanoi merupakan sebuah puzzle
populer yang ditemukan oleh seorang matematikawan Perancis, Edouard Lucas pada
abad 19. Menara hanoi terdiri dari 3 buah tiang dan 3 buah biji hanoi atau
disk. Tujuan dari permainan ini adalah memindahkan semua disk dari 1 tiang ke
tiang lainnya dengan langkah sedikit mungkin serta tidak ada susunan disk yang
berubah yaitu disk yang kecil tidak boleh berada dibawah disk yang berukuran
lebih besar.
Petunjuk
penggunaan
Siswa diajak bermain dengan menara
hamoi yaitu bagaimana memindahkan 3 buah disk yang ada dari 1 tiang le tiang yang lainnya dengan langkah
sedikit mungkin serta tidak ada susunan disk yang berubah.
Aturan
dari permainan ini adalah:
1.
Siswa hanya
diperbolehkan memindahkan sebanyak 1 disk setiap kali melangkah.
2.
Setiap disk
dapat dipindahkan setiap waktu dari 1 tiang ke tiang lainnya selama disk
tersebut tidak berada diatas disk yang lebih kecil.
3.
Siswa dapat
memindahkan semua disk dengan langkah sedikit mungkin serta tidak ada susunan
disk yang berubah, maka dialah pemenangnya.

J. Mistar dan jangka
Indikator
Ø Mengukur panjang benda.
Ø Membuat lingkaran dengan menggunakan busur derajat.
Alat yang digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Mistar dan
Jangka
|
1 set terdiri
atas :
ü 1 buah penggaris panjang 16 cm.
ü 1 buah penggaris segitiga panjang 12 cm ( sudut 90°, 45°, 45°).
ü 1 buah penggaris segitiga panjang 12 cm ( sudut 90°, 60°, 30°).
ü 1 buah busur Ǿ 9,5 cm.
ü 1 buah jangka dari plastik dan logam.
Kemasan :
plastik transparan.
|
Petunjuk
penggunaan
Siswa dikenalkan dengan bentuk
mistar atau penggaris. Mistar atau penggaris merupakan alat untuk mengukur
panjang suatu benda. Panjang dari suatu benda dinyatakan dalam cm. Pada mistar
terdpat angka 0,1,2,3,4,... Angka-angka tersebut menyatakan satuan panjang
dalam cm dengan skala terkecil 1 mm.

Siswa selanjutnya dikenalkan daengan
bentuk jangka. Jangka merupakan alat untuk membentuk suatu lingkaran. Guru
kemudian menjelaskan cara penggunaan jangka kepada siswa.

Siswa juga dikenalkan dengan bentuk
busur derajat. Busur derajat merupakan alat untuk mengukur besarnya sudut.
Besarnya busur derajat dan diukur berlawanan dengan arah jarum jam. Pada busur
derajat terdapat angka 0° - 180° yang ditulis berlawanan dengan arah jarum jam
dengan skala terkecil 1°.

K. Jangka sorong
Indikator
Ø Mengenal jangka sorong dan menggunakannya sebagai alat ukur
panjang.
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Jangka Sorong
|
Jangka sorong
plastik dengan skala 15 cm.
Bahan :
plastik ABS ( Injek ).
Warna :
putih.
|
Petunjuk
penggunaan
Jangka sorong adalah salah satu
jenis alat ukur panjang yang memilikidua skala yaitu skala utama dan skala
nonius. Cara menggunakannya yaitu dengan cara menggeser rahang geser jangka
sorong.
Kegunaan
Jangka Sorong yaitu:
1.
Untuk mengukur
bagian luar sebuah benda.
2.
Mengukur
panjang bagian dalam suatu benda, seperti panjang diameter dalam sebuah pipa.
3.
Dan untuk
mengukur kedalaman sebuah lubang.
Cara
membaca jangka sorong
Jangka sorong memiliki 2 buah skala
yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama yaitu skala yang ada pada badan
jangka sorong. Biasanya memiliki skala terkecilnya 1 mm. Skala nonius yaitu
skala yang terdapat pada rahang geser, skala terkecilnya lebih kecil dari 1 mm.
Cara menentukan skala terkecil pada
skala nonius yaitu 1 mm dikurangi dengan perbandingan panjang skala nonius dan
jumlah skala pada skala nonius, misal panjang skala nonius 19 mm dengan 20
skala.
Skala
terkecil = 1 mm – (19/20 ) mm = 1/20 mm atau = 0,05 mm.
Cara membaca
jangka sorong pada saat digunakan, misal untuk mengukur panjang sebuah benda
yaitu dengan cara memperhatikan posisi nol skala nonius pada skala utama,
kemudian cari skala nonius yang berhimpit dengan skala utama.

L. Roda meter
Indikator
Ø Menggunakan roda meter sebagai alat ukur panjang.
Ø Menentukan nilai phi.
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Roda Meter
|
1 buah roda
berskala dengan tangkai dapat diputar ukuran :
ü Diameter roda 15,9 cm.
ü Panjang tangkai 21,5 cm.
Bahan :
plastik PSHI
Warna :
abu-abu dan putih.
|
Petunjuk
pengggunaan
Roda meter adalah salah satu ukur
panjang. Biasanya digunakan untuk mengukur jarak yang cukup jauh, seperti
panjang sebuah jalan dan lain sebagainya. Kelebihan roda meter ini dapat
digunakan untuk mengukur bentuk lintasan yang tidak beraturan. Roda meter juga
dapat digunakan untuk menentukan nilai phi. Roda meter ini memiliki diameter
159,2 mm atau 15,92 cm. Satu putaran roda meter dapat menempuh jarak sejauh 50
cm. Pada roda meter memiliki skala dalam cm yaitu dari 0-50 cm.
Roda
Meter Sebagai Alat Ukur Panjang
Pada kegiatan ini siswa diajak untuk
mengukur panjang sebuah lintasan dengan menggunakan roda meter.
Pertama-tama dibuatkan beberapa buah
lintasan dengna bentuk yang berbeda-beda, misal lintasan lurus, lintasan
melengkung, melingkar bahkan lintasan tak beraturan.
Selanjutnya, pada pangkal ditandai
sebagai titik awal pengukuran. Roda meter di set pada angka nol. Kemudian roda
meter didorong sampai ujun lintasan. Pada saat rida meter didorong, putaran
roda harus diperhatikan, sehingga yang dihitung adalah banyaknya putaran roda.
Misal, pada bagian ujung lintasan tanda panah
roda menunjuk pada angka 25 cm setelah 10 putaran, berarti panjang
lintasan tersebut adalah 10 x 50 cm +25 cm = 525 cm atau 5,25 m. Untuk lebih
memahami, siswa diminya untuk mengukur panjang dan bentuk lintasan yang lain
menggunakan roda meter.
Menentukan Nilai Phi
Selain itu, roda meter juga dapat
digunakan untuk menentukan nilai phi. Panjang lintasan satu putaran roda meter
sama dengan kelilling roda meter tersebut. Siswa diminta untuk mengukur panjang
lintasan lurus untuk satu putaran roda meter, kemudian siswa diminta untuk
mengukur diameter rodanya.
Dengan
menggunakan persamaan keliling lingkaran, nilai phi dapat ditentukan.
K =
2ᴫr = ᴫd, atau
d
Dengan K adalah keliling lingkaran,
r adalah jari-jari lingkaran dan d adalah diameter lingkaran.

M. Pemutar bilangan bertangkai
Indikator
Ø Mengenal konsep peluang atau probabilitas
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Pemutar
Bilangan Bertangkai
|
1 set terdiri
atas:
3 buah
piringan bilangan dengan faktor kemungkinan 10 x.
Ukuran : Ǿ 5
cm
Bahan : palstik PSHI
Warna :
merah, kuning, putih
|
Pendahuluan
Peluang suatu kejadian A menyatakan
perbandingan relatif antara banyaknya peristiwa A dengan banyaknya sampel
kejadian yang mungkin. Sebagai contoh pada dadu, peluang muncul mata dadu angka
1,2,3,4,5, dan 6 adalah 1/6. Nilai dari suatu peluang berada diantara 0 dan 1.
Jika peluang tersebut bernilai 0 mengartikan bahwa kejadian tersebut tidak
mungkin terjadi ( kemustahilan ), sedangkan jika bernilai 1 mengartikan bahwa
kejadian tersebut pasti terjadi ( kepastian ).
Petunjuk
penggunaan
Masing-masing siswa diminta untuk
memutar piringan bilangan secara bergantian. Probabilitas percobaan didapat
dari jumlah masing-masing bilangan yang muncul dibagi dengan jumlah putaran
secara keseluruhan. Semakin banyak putaran yang dilakukan, maka nilai
probabilitas percobaan akan semakin mendekati nilai probabilitas teori.

N. Papan pecahan
Indikator
Ø Mengenal bentuk pecahan sederhana
Alat yang
digunakan
NO
|
NAMA ALAT
|
SPESIFIKASI
|
1
|
Papan Pecahan
|
Ukuran : 25 x
25 cm.
Bahan :
plastik ABS.
Warna :
ü Landasan : hitam.
ü Keping : kuning, merah
1 set terdiri
atas :
ü 1 buah bingkai berpola dan bercela.
ü 1 set pecahan :
Bentuk Persegi, 2 set pecahan setengah, 3 set pecahan seperempat.
Bentuk Persegi Panjang, 1 set pecahan setengah.
Bentuk Lingkaran, 1 set pecahan setengah, 1 set pecahan
seperempat dan 1 set pecahan seperdelapan.
Semua pecahan
ditempatkan pada wadah plastik PVC transparan ukuran 15 x 10 cm.
|
Petunjuk
penggunaan
Guru menjelaskan dan menunjukkan
kepada siswa blok-blok pecahan yang mewakili nilai
,
,
dengan menggunakan berbagai bentuk seperti
lingkaran, persegi, dan persegi panjang.
Untuk lingkaran yang berbentuk dari
2 buah juring, maka satu juring lingkaran mewakili pecahan setengah, sehingg
jika kedua buah juring ditempatkan pada bingkai berpola maka akan terbentuk
satu lingkaran yang utuh. Demikian juga halnya dengan persegi panjang dan
persegi yang terbentuk dari 2 buah blok, maka satu bloknya mewakili pecahan
setengah dan jika kedua blok tersebut ditempatkan pada bingkai berpola maka
akan terbentuk satu persegi atau satu persegi atau satu persegi panjang yang
utuh. Untuk lingkaran yang terbentuk dari 4 buah juring, maka satu juring
lingkaran mewakili pecahan seperempat, sehingga jika seperempat, sehingga jika
keempat buah juring ditempatkan pada bingkai berpola maka akan terbentuk 1
lingkaran yang utuh. Demikian juga halnya dengan persegi panjang dan persegi
yang terbentuk dari 4 buah blok. Maka satu bloknya mewakili pecahan seperempat.

BAB III
DESAIN ALAT PERAGA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP )
Di bawah ini
akan dipaparkan beberapa alat peraga yang dapat digunakan pada sekolah menengah
pertama. Adapun mata pelajaran pada tingkat SMP, antara lain : Bilangan, Aljabar, Aritmatika Sosial, Liniear satu Variabel dan
Pertidaksamaan Liniear Satu Variabel, Perbandingan, Himpunan, Garis dan Sudut,
Bangun Datar Segi Tiga dan Empat, Relasi
dan Fungsi, Persamaan Kuadrat, Persamaan Garis Lurus, Teorema Phytagoras,
Lingkaran, Garis Singgung, Garis Segitiga, Kesebangunan, Bangun Ruang, Peluang,
Statistik, Pola Bilangan, Deret dan Baris Aritmatika, serta Logaritma. Inilah
materi yang akan menggunakan alat peraga dalam pembelajarannya untuk tingkt SMP
yang akan dibahas dalam buku ini.
A. Bilangan, aljabar, aritmatika sosial, linear satu variabel dan pertidaksamaan linear satu variabel
a.
Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep dalam
ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Adapun beberapa
bentu bilangan, antara lain : bilangan bulat, bilangan asli, bilangan prima,
bilangan cacah, bilangan nol, bilangan negatif, bilangan positif. Dan masih
banyak lagi macam-macam dari bilangan-bilangan tersebut.
Dalam pelajaran mengenai bilangan, guru
dapat menggunakan papan garis bilangan sebagai media untuk penyampaian materi
kepada para peserta didik agar mereka lebih
paham mengenai bilangan.

Bahan-bahan yang dibutuhkan :
- Kayu/papan
- Bambu
- Kertas Karton/Manila Berwarna
- Busa/Styrofoam
- Lem/perekat
- Spidol
Cara pembuatan :
- Kayu dipotong memanjang
- Buat potongan karton seukuran permukaan kayu, kemudian buat tulisan bilangan bulat diatasnya (misalnya -10 sampai dengan 10)
- Tempelkan tulisan bilangan bulat pada kayu menggunakan lem/perekat
- Siapkan dua potongan bambu, yang digunakan sebagai dudukan kayu bertuliskan bilangan bulat
- Hiasi bambu dengan menggunakan kertas warna, beri tulisan pada batang bambu pertama “Negatif” dan bambu kedua “Positif”
- Bentuk busa/styrofoam menjadi bentuk mobil atau orang-orangan lalu tempelkan pula tanda panah dari kertas ke badan mobil atau orang-orangan
Prinsip-prinsip kerja penggunaan
garis bilangan diuraikan sebagai berikut:
- Setiap akan melakukan peragaan, posisi awal aktivitas peragaan harus selalu dimulai dari bilangan atau skala 0 (nol).
- Jika bilangan pertama dalam suatu operasi hitung bertanda positif, maka ujung anak panah diarahkan ke bilangan positif dan bergerak maju dengan skala yang besarnya sama dengan bilangan pertama sedangkan pangkal anak panahnya mengarah pada bilangan negatifnya. Sebaliknya jika bilangan pertamanya bertanda negatif, maka ujung anak panahnya diarahkan ke bilangan negatif dan gerakkan dengan skala yang besarnya sama dengan bilangan pertama sedangkan pangkal anak panahnya mengarah ke bilangan positif.
- Jika anak panah dilangkahkan maju, maka dalam prinsip operasi hitung istilah maju dapat diartikan sebagai penjumlahan. Sebaliknya, jika anak panah dilangkahkan mundur maka istilah mundur dapat diartikan sebagai pengurangan. Namun demikian, gerakan maju atau mundurnya anak panah tergantung pada bilangan penambah atau pengurangnya.
b.
Aljabar
Bentuk
aljabar adalah salah satu bentuk bilangan matematika yang disertai dengan
variabel tertentu. Contoh : Citra memiliki permen 5 lebih banyak dari permen
Citra, jika banyaknya permen Citra dinyatakan dalam x, maka banyaknya permen
Citra adalah (x + 5), bentuk seperti inilah yang dinamakan dengan bentuk
aljabar.
Ada beberapa istilah yang akan
ditemui dalam bentuk aljabar, antara lain : variabel, konstanta, suku, operasi
bentuk aljabar beserta penjabarannya.
Dalam pelajaran mengenai aljabar, guru dapat
menggunakan blok aljabar sebagai media untuk penyampaian materi kepada para
peserta didik agar mereka lebih
paham mengenai aljabar.

Alat dan Bahan
Alat :
·
Gunting,
·
Lem/double tip.
Bahan :
·
Kardus yang membentuk persegi besar
·
Kardus yang membentuk persegi kecil.
·
Kardus yang membentuk persegi panjang.
·
Kertas manila
Aturan
·
Pada tahap awal, para siswa dikenalkan dengan blok
Aljabar sebagai berikut :
Masing-masing blok tersebut diberi
makna berturut-turut sebagai berikut:
x2 -x2 x -x +1
-1
Siswa memahami bangun datar berupa
balok dan persegi.
Tata cara
·
Diberikan persamaan kuadrat dan siswa diminta untuk
memfaktorkan persamaan kuadrat tersebut.
·
Siswa menghitung berapa banyak persegi besar, persegi
kecil dan persegi panjang yang dibutuhkan.
·
Siswa menyusun persegi besar, persegi kecil dan
persegi panjang menjadi persegi atau persegi panjang yang besar.
·
Setelah siswa dapat menyusunnya, barulah siswa diminta
untuk menentukan luas dari persegi atau persegi panjang tersebut.
Contoh :
Tentukan
faktor dari persamaan x2 + 5x + 6 dengan
menggunakan blok aljabar.
Jawab:
Langkah 1:
Menentukan
jumlah persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang yang akan digunakan
x2 + 5x + 6
Langkah 2:
Menyusun
gambar menjadi persegi panjang atau persegi:
Langkah 3:
Menentukan panjang dan lebar persegi
panjang
p = x + 3
l = x + 2
Langkah 4:
Menentukan luas persegi panjang ,
yaitu:
L =
p x l
=
(x+3) (x+2)
= x2 + 5x + 6
Setelah
langkah demi langkah yang kita lewati akhirnya kita memperoleh faktor
dari persamaan kuadrat x2 + 5x + 6 yaitu (x+3) (x+2)atau panjang dan
lebar dari persegi panjang.
Contoh :
Pemfaktoran
yang koefisien b dan c - nya negatif
Tentukan
faktor dari persamaan x2 - 2x - 3 dengan menggunakan blok aljabar.
Jawab:
Langkah 1:
Menentukan
jumlah persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang yang akan
digunakan
x2 -2x -3
Langkah 2:
Menyusun
gambar menjadi persegi panjang atau persegi. Namun terjadi permasalahan. Dengan
blok aljabar seperti itu, tidak mungkin disusun menjadi suatu persegi panjang.
Karena itu, perlu ditambahkan pasangan nol (pasangan gambar yang saling
menghilangkan)
+1 -1
Sehingga
terbentuk suatu susunan persegi panjang sebagai berikut. yang sama artinya
dengan ( x - 3 ) ( x + 1 ) (seperti
langkah 3 pada contoh soal sebelumnya).
c.
Aritmatika
sosial
Dalam pelajaran
mengenai aritmatika sosial, guru dapat menggunakan kelereng / batu sebagai
media untuk penyampaian materi kepada para peserta didik agar mereka lebih paham
mengenai aritmatika sosial.

d.
Linear
satu variabel dan pertidaksamaan linear satu variabel
Dalam pelajaran mengenai linear 1
variabel, guru dapat menggunakan kartu domino sebagai media untuk penyampaian
materi kepada para peserta didik agar mereka lebih paham
mengenai linear 1 variabel.

Cara memainkannya:
1. Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang
2. Kartu dikocok, kemudian dibagikan habis kepada semua
pemain
3. Jika ada 3 pemain, maka kartu yang tersisa diletakkan
terbuka ditengah sebagai patokan memulai
permainan.
4. Secara bergiliran pemain meletakkan kartu sesuai dengan
kartu yang ada.
5. Jika pemain tidak dapat “jalan” maka dia kehilangan
gilirannya.
6. Permainan berakhir jika sudah ada salah satu pemain yang
kartunya habis, atau semua pemain tidak dapat melanjutkan memasangkan kartu
yang masih dipegangnya.
7. Pemenang adalah pemain yang kartunya paling dulu habis
atau sisa paling sedikit.
B. Perbandingan, himpunan, garis dan sudut, dan bangun datar persegi dan segi empat
a.
Perbandingan
Dalam
pelajaran mengenai perbandingan, guru dapat menggunakan gelas perbandingan dan
beberapa kelereng sebagai media untuk penyampaian materi kepada para peserta
didik agar mereka lebih paham mengenai perbandingan.

b.
Himpunan
Himpunan adalah sekelompok / kumpulan benda atau objek yang anggotanya
dapat didefinisikan / ditentukan dengan jelas. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa objek pada himpunan harus didefinisikan dengan jelas, agar supaya dapat
dibadakan atau ditentukan antara benda / objek yang termuat dan yang tidak
termuat pada himpunan.
Contoh himpunan :
- Hewan yang berkaki dua
- Guru matematika di sekolah
- Murid laki laki di kelas
c.
Garis
dan sudut
Pengertian
garis
Garis merupakan susunan titik-titik (bisa tak hingga)
yang saling bersebelahan dan berderet memanjang ke dua arah (kanan/kiri,
atas/bawah)
Kedudukan dua buah Garis
Garis Sejajar
Posisi dua garis akan dikatakan sejajar apabila kedua
garis tersebut berada di satu bidang dan apabila kedua garis tersebut di
perpenjang tidak akan bisa saling berpotongan.
Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila keduanya
memiliki sebuah titik potong atau biasa disebut sebagai titik persekutuan.
Garis berhimpit
Dua buah garis akan dikatakan berhimpit apabila kedua
garis tersebut memiliki setidaknya dua titik potong. sebagai contoh jarum jam
ketika menunjukkan pukul 12 pas. kedua jarum jam tersebut akan saling
berhimpit.
Garis Bersilangan
Dua buah garis dapat dikatakan bersilangan apabila
keduanya tidak sejajar dan tidak berada pada satu bidang.
Untuk memahami beragam kedudukan garis di atas
perhatikan saja gambar berikut ini:
Pengertian
Sudut
Di dalam
ilmu matematika, sudut dapat diartikan sebagai sebuah daerah yang terbentuk
karena adanya dua buah garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu atau
berhimpit.
Bagian-bagian
pada suatu sudut
Sudut
memiliki tiga bagian penting, yaitu:
Kaki
Sudut
Garis sinar
yang membentuk sudut tersebut.
Titik
Sudut
Titik
pangkal/ titik potong tempat berhimpitnya garis sinar.
Daerah
Sudut
Daerah atau ruang
yang ada diantara dua kaki sudut.
Untuk lebih
jelasnya lihat gambar berikut:
Jenis-jenis
Sudut
Ada beragam
jenis sudut semuanya dibedakan berdasarkan besar dari daerah sudut yang
terbentuk, diantaranya:
Sudut
Siku-siku
Adalah
sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 90°
Sudut
Lancip
Adalah
sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 0° dan 90°(0°< D < 90°)
Sudut
Tumpul
Adalah
sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 90° dan 180°(90°< D < 180°)
Sudut
Lurus
Adalah sebuah
sudut yang memiliki besar daerah sudut 180°
Sudut
Refleks
Adalah
sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 180° dan 360°(180° < D < 360°)
Hubungan
antar Sudut
Sudut
Berpenyiku
Apabila ada
dua buah sudut berhimpitan dan membentuk sudut siku-siku, maka sudut yang satu
akan menjadi sudut penyiku bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut
dinyatakan sebagai sudut yang saling berpenyiku (komplemen).
∠ABD + ∠DBC = 90°
Sudut
Berpelurus
Apabila ada
dua buah sudut yang berhimpitan dan saling membentuk sudut lurus maka sudut
yang satu akan menjadi sudut pelurus bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut
tersebit bisa dikatakan sebagai sudut yang saling berpelurus (suplemen).
∠PQS + ∠SQT + ∠TQR =
180°
Hubungan
Antar Sudut apabila Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Garis Lain
Simak dengan
baik gambar di bawah ini:
Sudut
Sehadap (sama besar)
Adalah sudut yang memiliki posisi yang sama dan besarnyapun sama. pada gambar di atas, sudut yang sehadap adalah:
∠A = ∠E
∠B = ∠F
∠C = ∠G
∠D = ∠H
Sudut Dalam Berseberangan (sama besar)
Adalah sudut yang memiliki posisi yang sama dan besarnyapun sama. pada gambar di atas, sudut yang sehadap adalah:
∠A = ∠E
∠B = ∠F
∠C = ∠G
∠D = ∠H
Sudut Dalam Berseberangan (sama besar)
Adalah sudut
yang ada di bagian dalam dan posisinya saling berseberangan, pada gambar di ats
sudut dalam berseberangan adalah
∠C = ∠E
∠D = ∠F
Sudut Luar Berseberangan (sama besar)
∠C = ∠E
∠D = ∠F
Sudut Luar Berseberangan (sama besar)
Adalah sudut
yang berada di bagian luar dan posisinya saling berseberangan, contohnya:
∠A = ∠G
∠B = ∠H
Sudut Dalam Sepihak
∠A = ∠G
∠B = ∠H
Sudut Dalam Sepihak
Adalah sudut
yang berada di bagian dalam dan berada pada sisi yang sama. Bila dijumlahkan,
sudut yang saling sepihak akan membentuk sudut 180°. Contohnya:
∠D + ∠E = 180°
∠C + ∠F = 180°
Sudut Luar Sepihak
Adalah sudut yang berada di bagian luar dan berada pada sisi yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk sudut 180°. Contohnya:
∠B + ∠G = 180°
∠A + ∠H = 180°
Sudut bertolak belakang (sama besar)
∠D + ∠E = 180°
∠C + ∠F = 180°
Sudut Luar Sepihak
Adalah sudut yang berada di bagian luar dan berada pada sisi yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk sudut 180°. Contohnya:
∠B + ∠G = 180°
∠A + ∠H = 180°
Sudut bertolak belakang (sama besar)
Merupakan
sudut yang posisinya saling bertolak belakang, pada gambar di atas, sudut yang
bertolak belakang adalah:
∠A = ∠C
∠B = ∠D
∠E = ∠G
∠F = ∠H
∠A = ∠C
∠B = ∠D
∠E = ∠G
∠F = ∠H
Satuan Sudut
Di dalam
ukuran derajat, nilai 1 derajat mewakili sebuah sudut yang diputar sejauh 1/360
putaran. artinya 1°=1/360 putaran.
Untuk
menyatakan ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat (°) kita bisa menggunakan
menit (') dan detik (''). perhatikan hubungan derajat, menit, dan detik berikut
ini:
1 derajat
(1°) = 60 menit (60')
1 menit (1')
= 1/60°
1 menit (1')
= 60 detik (60”)
1
derajat (1°) = 3600 detik (3600'')
1
detik (1'') = 1/3600°
Ukuran sudut
dalam satuan radian
1° =
p/180 radian
Atau
1
radian = 180°/p
Apabila
nilai p = 3,14159 maka:
1° =
p/180 radian = 3,14159/180 = 0,017453
Atau
1
radian = 180°/p = 180°/3,14159 = 57,296°
d.
Pembuktian
persegi dan segi
tiga
Persegi


Kedua gambar diatas merupakan gambar persegi. Nah
untuk membuktikan rumus luas persegi maka kita bisa memperhatikan gambar
persegi yang sebelah kanan, dimana terdapat persegi-persegi kecil di dalam
sebuah persegi yang lebih besar. kita anggap persegi-persegi kecil tersebut
merupakan satuan dari persegi besar. Dengan menganggap bahwa satu persegi kecil
merupakan satu satuan, maka dapat dikatakan bahwa persegi diatas memiliki luas
sebanyak jumlah semua persegi kecil atau 100 satuan persegi kecil.
Untuk lebih memudahkan perhitungan maka kita dapat
menghitung luas persegi dengan cara sebagai berikut,,
Luas Persegi = Hasil kali jumlah satuan dari kedua
sisi yang saling tegak lurus
= 10 x 10 = 100 satuan
Atau dapat ditulis secara umum Luas persegi = sisi x
sisi
Segitiga
Kita bagi segitiga
tersebut menjadi dua bagian sesuai garis tingginya.
Sekarang bangun segitiganya telah menjadi dua seperti tampak pada gambar
di samping.
Sekarang gabungkan kembali kedua bangun segitiga tersebut seperti gambar
berikut!
Jika Kita
gabungkan akan menjadi
Kita tahu rumus luas persegi panjang
L = Panjang x lebar
Jika dilihat bangun di samping kanan, maka panjang persegi panjang
tersebut sama dengan tinggi segitiga
Kemudian Lebar persegi panjang tersebut sama dengan
1/2 x alas segitiga
L = Panjang x lebar
= tinggi x (1/2 x alas) atau
= 1/2 x alas x tinggi
Jadi benar bukan,,, Rumus luas segitiga adalah
C. Relasi dan fungsi SPLDV dan faktorisasi suku aljabar
a.
Relasi
dan fungsi SPLDV
Relasi adalah suatu
aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A
ke anggota-anggota himpunan B.
Fungsi adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota
x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai
tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (Kodomain).
Dalam pelajaran
mengenai relasi, guru dapat menggambarkan bentuk relasi di atas kertas karton
sebagai media untuk penyampaian materi kepada para peserta didik agar mereka
lebih paham mengenai relasi dan fungsi.
b.
Faktorisasi
suku aljabar
Dalam pelajaran mengenai faktorisasi
suku aljabar, guru dapat menggunakan beberapa contoh bangun datar sebagai media
untuk penyampaian materi kepada para peserta didik agar mereka lebih paham
mengenai faktorisasi suku aljabar.

D. Teorema phytagoras, lingkaran, garis – garis segitiga dan garis singgung lingkaran
a.
Teorema
phytagoras
Pythagoras menyatakan bahwa :
“Untuk setiap segitiga siku-siku berlaku kuadrat panjang sisi miring
(Hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya.”
Jika c adalah panjang sisi
miring/hipotenusa segitiga, a dan b adalah panjang sisisiku-siku.
Berdasarkan teorema Pythagoras di atas maka diperoleh hubungan:
c2 = a2 + b2
c2 = a2 + b2
Dalil pythagoras di atas dapat
diturunkan menjadi:
a2 = c2 –
b2
b2 = c2 –
a2
Catatan : Dalam menentukan
persamaan Pythagoras yang perlu diperhatikan adalah siapa yang berkedudukan
sebagai hipotenusa/sisi miring.

Alat
dan bahan :
-
Tripleks
uk 50cm x 50cm
-
Penggaris
30cm
-
Pensil
-
Gergaji
kayu
-
Cutter
-
Kuas
untuk cat
-
Lem
kayu
-
Cat
raja lux
Cara
Pembuatan
Dengan menggunakan alat dan bahan
diatas, maka langkah –langkah untuk membuat alat peraga puzzle pembuktian teorema Pythagoras adalah sebagai berikut:
·
Siapkan alat dan bahan
·
Tripleks di potong dengan ukuran 50cm x 50cm sebanyak 2 bagian.
·
Gambarkan Persersegi
kecil dengan ukuran 6cm x 6cm,persegi sedang dengan ukuran 8cm x 8cm dan
persegi besar dengan ukuran 10cm x 10cm pada salah satu tripleks yang sudah
dipotong.
·
Tripleks
yang bolong di tempelkan pada tripleks yang utuh
·
Buatlah
puzzle Pythagoras dari tripleks persegi yang kecil dan persegi yang sedang
·
Persegi yang
kecil dipotong sesuai keinginan setelah itu persegi yang sedang harus
menyesuaikan dengan bentuk persegi kecil sehingga saat penyusunan dapat
membentuk persegi besar seperti gambar diatas dan yang paling kanan. Begitu
juga dengan model yang lain.
·
Berikan
warna pada tiap persegi menggunakan piloks
Cara
Penggunaan
Setelah
siswa mendapatkan penjelasan mengenai Pythagoras maka diharapkan dengan alat
peraga ini siswa dapat menyusun keping-keping dengan tepat. Caranya adalah sebagai berikut:
·
Berikan satu pasang Pythagoras kepada siswa dan
biarkan mereka memasang keping-keping hingga terbukti bahwa 2 buah persegi yang
kecil dan persegi yang sedang dapat menutupi sebuah persegi yang besar.
·
Susunlah
potongan- potongan pada persegi kecil dan sedang ke persegi besar secara tepat
·
Siswa dapat merangkai sendiri. Jika ada kesulitan guru/pembimbing dapat
membantu untuk mengarahkan siswa untuk menyelesaikan penyusunan keeping-keping
tersebut.
b.
Lingkaran
Ada
beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah lingkaran di
antaranya titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng,
juring, dan apotema.
Untuk memudahkan guru dalam penyampaian
kepada peserta didik, guru dapat menggunakan alat peraga berikut ini :

c.
Garis
– garis segitiga
Garis
Tinggi
Garis tinggi adalah garis lurus yang menghubungkan
satu titik sudut ke sisi dihadapannya secara tegak lurus (membentuk sudut
siku-siku). Perhatikan segitiga HIJ pada gambar. Garis HK adalah garis tinggi.
Garis HK menghubungkan titik sudut H dengan sisi IJ pada titik K sedemikian
hingga sudut HKI dan sudut HKJ tepat 90 derajat (sudut siku-siku/sudut tegak
lurus).

Garis Berat
Garis
berat adalah garis lurus yang menghubungkan satu titik sudut ke sisi di
hadapannya dan membagi sisi tersebut menjadi dua bagian sama panjang.
Perhatikan segitiga PQR pada gambar. Garis PS adalah garis berat. Garis PS
menghubungkan titik sudut P dengan sisi QR pada titik S sedemikian hingga
panjang sisi QS sama dengan panjang sisi SR yaitu setengah dari panjang sisi
QR.

d.
Garis
singgung lingkaran
Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran
tepat disatu titik. Titik tersebut dinamakan titik singgung lingkaran. Sifat
dari garis singgung lingkaran antara lain:
1. Garis singgung lingkaran memotong lingkaran hanya
pada satu titik.
2. Garis singgung lingkaran tegak lurus dengan
jari-jari lingkarang pada titik singgung.
3. Garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada
singgung lingkaran pasti meleui titik pusat lingkaran.
4. Garis yang tegak lurus dengan diameter dan melalui titik ujungnya adalah
garis singgung.
Untuk
pembelajaran garis singgung lingkaran diperlukan alat perga yang
biasa disebut rogsiling.
Alat
a) penggaris
b) Paku dan
Palu
c) Gergaji
d) Gunting
e) obeng
f) Kuas
kecil 3 buah
g) Pulpen
h) lem
Bahan
a)
Kayu
b) Triplek
Whiteboard (80 cm x 60 cm)
c) Paku
kecil dan skrup
d) Cat warna
merah, kuning, biru, putih dan hijau
e) Triplek
(50 cm x 50 cm)
f) Permanen
marker ( hitam dan biru)
Cara
Pembuatan
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Potong
papan 80cm x 60 cm sebagai alasnya.
3. Membuat
sketsa lingkaran dan pola penulisan pada papan.
4. Potong
papan berbentuk lingkaran 4 buah. Masing-masing 2 buah ukurannya 15 cm di cat
warna hijau dan 8 cm di cat warna kuning dan merah.
5. Lingkaran
yang telah di cat tersebut dipasang pada papan sesuai lubang yang di pasang
skrup terhadap titik pusat lingkaran.
6. Tambahkan
lingkaran dengan cat berwarna merah di belakang papan lingkaran yang warna
kuning.
7. Potong
kayu sebagai garis Q dan S (Jarak Pusat antara lingkaran pertama dan lingkaran
kedua). Kemudian buat garis yang menghubungkan anatara lingkaran dengan titik
pusat sehingga membentuk garis singgung persekutuan luar dan dalam
lingkaran.
8. Potong
kayu sebagai garis singgung antara lingkaran I dengan lingkaran
9. Potong
papan triplek berbentuk segitiga sebagai keterangan pembuktian rumus
phytagoras, kemudian pasang pada papan.
10. Beri
Judul dan lainnya pada papan.
11. Buat
gambar kotak kecil di bagian samping kanan kesimpulan, guna menempatkan jawaban
dari kesimpulan hasil pengamatan siswa.
12. Potong
kayu sesuai ukuran papan dan dipaku dibagian tepi papan alas.
Phytagoras
1. Pada
papan terdapat segitiga siku-siku yang kongruen dengan sisi miring A dan sisi
yang lain disimbolkan dengan B dan C.
2. Tempelkan
segitiga- segitiga itu pada bagian papan yang telah disediakan. Sehingga
membentuk bngun persegi ditengah- tengah bangun segitiga.
3. Dari
pembentukan bangun tersebut, terdapat adanya dalil phytagoras:
a2 =
b2 + c2
b2 =
a2 – c2
c2 =
a2 – b2
Cara
Penggunaan
a. Garis
Singgung Persekutuan Dalam
1) Pada
papan yang tersedia terdapat lingkaran yang berwarna hijau dengan titik pusat
(P) yang disebut lingkaran I. Dan lingkaran berwarna kuning dengan titik pusat
Q yang disebut lingkaran II. Serta lingkaran berwarna merah dengan titik pusat
Q yang disebut lingkaran III.
2) Dari
titik pusat lingkaran I (P) dan titik pusat lingkaran II & III (Q) terdapat
garis K.
3) Jari-jari
lingkaran I disebut (R) dan jari-jari lingkaran III disebut (r).
4) Buat
sebuah titik pada tepi bagian bawah lingkaran I, kemudian tarik
titik tersebut ke titik pusat lingkaran I
5) Tarik
titik yang telah dibentuk dari tepi lingkaran I tersebut ke tepi bagian atas
lingkaran II. Dan beri nama (S1) pada garis tersebut.
6) Tarik
jari-jari (R) dari titik (P) pada lingkaran I, perpanjang sebesar jari-jari
lingkaran II dan dinamai titik (D). Kemudian ditarik garis menuju
titik pusat lingkaran II membentuk sudut 900 sehingga
terbentuklah bangun dengan siku-siku di D dan garis miring (K).
7) Panjang
garis singgung S1 sama dengan garis ………., sehingga dapat dicari
panjang garis singgung persekutuan dalam tersebut dengan rumus phytagoras.

E. Kesebangungan, bangun ruang, peluang, statistik
a.
Kesebangunan
Dalam pelajaran mengenai kesebangunan,
guru dapat membuat dua persegi dari karton sebagai media untuk penyampaian
materi kepada para peserta didik agar mereka lebih paham
mengenai kesebangunan.

b.
Bangun
ruang
Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang
memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan model yang
membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun tersebut, misalnya
bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang sama ukuran dan bentuknya disebut kubus,
bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar/persegi panjang disebut balok dan prisma, bangun yang dibatasi oleh sisi
lengkung dan dua buah lingkaran disebut Tabung. Jumlah serta model sisi yang
dimiliki oleh sebuah bangun tertentu merupakan salah satu sifat bangun ruang
tersebut. Jadi, sifat suatu bangun ruang ditentukan oleh jumlah sisi, model
sisi, dan lain-lain.

c.
Peluang
Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan
banyaknya titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota
ruang sampel kejadian tersebut.
Pada
materi ini, guru dapat menggunakan dadu sebagai alat peraga, agar para peserta
didik dapat memahami peluang dengan mudah.
d.
Statistika
Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metode yang paling
efisien tentang cara‑cara pengumpulan, pengolahan, penyajian serta analisis
data, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan
berdasarkan data dan analisa yang dilakukan.
Adapun
alat peraga yang dapat digunakn adalah papan statistika. Di bawah ini akan
dipaparkan bagaimana cara pembuatan dan penggunaan papan statistika
Alat
dan bahan
-
Styrofoam
-
Karton warna
-
Bungkus kado plastik parcel
-
Steorofom karet
-
Penggaris
-
Pita
-
Lem
-
Dobletip
-
Pushpin
-
10. Stick ice cream warna
-
Gunting
-
Perekat kain
Langkah pembuatan
1. Siapkan satu steorofom.
2. Lalu lapisi dengan karton berwarna (hitam).
3. Kemudian lapisi lagi dengan bungkus kado pascel agar merusak karton ketika di tempel dengan kain perekat.
4. Dan bahan yang terpenting itu untuk mengisi data soal yang sudah di siapkan yaitu steorofom karet dan pushpin.
5. Pertama kita bagi steorofom karet menjadi 7 bagian sesuai dengan soal data yang sudah kami siapkan.
6. Lalu kita beri setiap 1 bagian sterofom karet yg sudah kita bagi 7 tadi dengan menggunakan kain perekat agar ketika kita tempelkan dengan perekat kain yang sudah kita tempelkan di lapisan bungkus kado parcel tadi, biar menempel.
7. Dan kemudian kami membuat wadah untuk tuspin dengan menggunakan stick ice cream warna. Yang kami tempelkan di bagian kanan bawah steorofom.
8. Dan yang terakhir bisa di hias sesuai kreatifitas kalian.
1. Siapkan satu steorofom.
2. Lalu lapisi dengan karton berwarna (hitam).
3. Kemudian lapisi lagi dengan bungkus kado pascel agar merusak karton ketika di tempel dengan kain perekat.
4. Dan bahan yang terpenting itu untuk mengisi data soal yang sudah di siapkan yaitu steorofom karet dan pushpin.
5. Pertama kita bagi steorofom karet menjadi 7 bagian sesuai dengan soal data yang sudah kami siapkan.
6. Lalu kita beri setiap 1 bagian sterofom karet yg sudah kita bagi 7 tadi dengan menggunakan kain perekat agar ketika kita tempelkan dengan perekat kain yang sudah kita tempelkan di lapisan bungkus kado parcel tadi, biar menempel.
7. Dan kemudian kami membuat wadah untuk tuspin dengan menggunakan stick ice cream warna. Yang kami tempelkan di bagian kanan bawah steorofom.
8. Dan yang terakhir bisa di hias sesuai kreatifitas kalian.
Cara Penggunaan
1. Sterofoam karet yang sudah dibelah menjadi 7 bagian berfungsi sebagai batang yang digunakan untuk menyatakan banyaknya data, sterofoam tersebut dibelah 7 karena contoh soal yang digunakan sebanyak 7 buah data. Sterofoam karet tersebut ditempelkan ke pantik (papan statistik).
2. Pushpin digunakan untuk menunjukkan jumlah data dari setiap batang (sterofoam karet). Tuspin ditusukkan pada sterofoam karet sesuai dengan contoh soal.
3. Untuk mencari modus maka lihat jumlah tuspin yang sring muncul dari setiap batang.
4. Untuk mencari mean (rata-rata) maka ratakanlah jumlah tuspin disetiap batang.
5. Untuk mencari kuartil atas, median dan kuartil bawah maka urutkanlah batang (sterofoam karet) dari yang memiliki jumlah tuspin terkecil hingga terbesar kemudian dapat dilihat yang mana kuartil atas, median dan quartil bawahnya.
1. Sterofoam karet yang sudah dibelah menjadi 7 bagian berfungsi sebagai batang yang digunakan untuk menyatakan banyaknya data, sterofoam tersebut dibelah 7 karena contoh soal yang digunakan sebanyak 7 buah data. Sterofoam karet tersebut ditempelkan ke pantik (papan statistik).
2. Pushpin digunakan untuk menunjukkan jumlah data dari setiap batang (sterofoam karet). Tuspin ditusukkan pada sterofoam karet sesuai dengan contoh soal.
3. Untuk mencari modus maka lihat jumlah tuspin yang sring muncul dari setiap batang.
4. Untuk mencari mean (rata-rata) maka ratakanlah jumlah tuspin disetiap batang.
5. Untuk mencari kuartil atas, median dan kuartil bawah maka urutkanlah batang (sterofoam karet) dari yang memiliki jumlah tuspin terkecil hingga terbesar kemudian dapat dilihat yang mana kuartil atas, median dan quartil bawahnya.

F. Pola bilangan, deret dan baris aritmatika, dan logaritma
a.
Pola
bilangan
Dalam pelajaran mengenai pola bilangan,
guru dapat mengajak siswa untuk menghitung ruas ruas jari masing masing peserta
duidik sebagai media untuk penyampaian materi kepada para peserta didik agar
mereka lebih paham mengenai pola bilangan.

b.
Deret
dan baris aritmatika
Dalam pelajaran mengenai deret dan baris
aritmatika, guru dapat menggunakan beberapa buah kelereng sebagai media untuk
penyampaian materi kepada para peserta didik agar mereka lebih paham
mengenai deret dan baris aritmatika.

c.
Logaritma
Adapun
salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat kartu domino adalah sebagai
berikut:
-
Tuliskan
bentuk logaritma yang akan kita latihkan ke siswa pada bagian kiri, dan bentuk
bilangan real yang senilai dengan logaritm atersebut di sebelah kanan.
-
Kemudian
pasangkan setiap bentuk logaritma dengan semua bilangan real yang diperoleh.
Sehingga, apabila kita mempersiapkan 5 soal bentuk logaritma dengan 5 jawaban,
maka akan terdapat 25 kartu domino.
-
Cara
permainan:
Permainan
ini dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih (disesuaikan dengan banyaknya
kartu yang digunakan).
Kocoklah
kartu domino, kemudian dibagian ke pemain dengan jumlah yang sama.
Pertama
kali, pemain melakukan "suit" untuk menetukan giliran pemain awal.
Pemain
yang pertama meletakkan satu kartu di atas meja yang kemudian oleh pemain lain,
dicari pasangan yang sesuai.
Pemain
yang kartunya habis duluan dinyatakan sebagai pemenang.

BAB IV
APLIKASI MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN
Aplikasi
matematika dalam kehidupan yaitu bagaimana penggunaan matematika di kehidupan
nyata dalam bidang tertentu. Misalnya bidang kesenian dalam matematika
digunakan untuk apa? Kemudian apa saja konsep matematika yang terdapat dalam
Al-Qur’an? Adapun materi yang yang akan dibahas pada Apilkasi Matematika Dalam
Kehidupan, antara lain: Matematika Dalam Al-Qur’an dan Penggunaan Matematika
Pada Beberapa Bidang Tertentu, yaitu :
1. Matematika Dalam Al-Qur’an
·
Teori perkalian
Berdasarkan QS.Annisa : 112, artinya : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian
dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah
berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata”.
Dapat menyelesaikan perkalian tanda negatif dengan mudah yang selama ini
masih banyak siswa kewalahan menyelesaikan perkalian dengan tanda negatif ini.
Misalkan :
v “dan siapa saja yang melakukan kesalahan
atau dosa” bisa kiat beri simbol negatif (-)
v “kemudian dituduhkan kepada orang yang
tidak bersalah” kita beri simbol positif (+)
v “maka
sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata” kita beri simbol negatif (-)
Perhatikan urutan simbol-simbol itu”negatif positif negatif “
lihatlah pola yang terbentuk, jika dilengkapi dengan simbol operasi
hitung menjadi semakin lengkap.
Pola
tersebut dapat kita simpulkan bahwa :
ü Suatu
kesalahan (-) jika kita katakan benar (+),maka sesungguhnya kita berbuat bohong,dosa (-)
ü Suatu
yang benar (+) jika kita katakan salah (-),maka sebenarnya kita juga berbuat bohong,dosa (-)
ü Suatu kesalahan (-) jika katakan salah
(-),maka kita melakukan suatu yang benar (+)
·
Teori Himpunan
Teori himpunan merupakan bidang matematika yang mengkaji himpunan (set),
yakni kumpulan (koleksi) dari objek-objek yang terdefinisi dengan jelas (well
efined).
Meskipun secara keilmuan teori himpunan disampaikan oleh seorang yahudi,
namun pada dasarnya secara rasional Al-Qur’an telah menyiratkan ide mengenai
prinsip himpunan tersebut. Selanjutnya, dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 45
Artinya : Dan Allah telah menciptakan semua
jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas
perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain)
berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ada juga dalam beberapa
surah yang lain :
1.
Surah
al-Fatihah akan dijumpai tiga kelompok atau golongan manusia.
-
Kelompok orang diberi nikmat bagi Allah
SWT ( an ‘amta ‘alaihim)
-
Kelompok yang dimurkai ( al maghdub )
-
Kelompok yang sesat ( al-dhallin )
2.
Pada awal surah al-Baqarah akan dijumpai
3 golongan manusia
- Golongan orang yang bertakwa
(al-muttaqin)
- Golongan orang yang kafir (al-kafirin)
- Golongan orang munafik (al-munafiqin)
3.
Pada Surah Al-Waqi’ah, dihari kiamat manusia dikelompokkan menjadi 3 kelompok:
-
Kelompok terdahulu (assabiqunal awwalun)
-
Kelompok kanan (ashabu al-maimanah ashabu al-yamin)
-
Kelompok kiri (ashabu al-mas’amah ashabu al-syimal
·
Akal dan fikiran
“Orang yang bermain catur dengan
akal-akalan, pasti akan kalah oleh orang yang bermain dengan berfikir”
Didalam Al-Qur’an ada dua ayat yang berurutan
Yatafakkaruun
dan Ya’qiluun
Akal : Ayat pendukung : Q.S 13 : 4
Contoh :
Kalau saya mempunyai kertas tipis setebal 1 mm, kemudian dikali 500,
maka tinggi kertas itu?.......
Jawaban : 500 mm = ½ m
Fikiran : Ayat Pendukung : Q.S Ar-Ra’d : 3
“dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan
sungai-sungai diatasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan
berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang . Sungguh pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir”
Ayat Pendukung : Q.S Ali-Imran : 190-191
Contoh :
Kalau kita mempunyai kertas setipis 1/1000 mm , kemudian dipotong dua,
kemudian didempetkan, kemudian dipotong dua sekaligus, kemudian didempetkan
lagi dan dipotong dua sekaligus sampai pada pemotongan yang ke – 50.
Pertanyaannya : Berapa kira – kira tinggi kertas itu?
Jawaban : tidak lebih dari 1m
Mari kita
hitung :
1.
Satu kali potong kertas jadi 2 = 2 pangkat
2.
Dua kali potong kertas jadi 2x2=4 =2 pangkat 2
3.
Tiga kali potong kertas jadi 2x4=8 =2 pangkat 3
4.
Empat kali potong kertas jadi 2x8=16 =2 pangkat 4
Demikian seterusnya.
Fenomena itu melihatkan bilangan pangkat,
yaitu 2 pangkat bilangan-bilangan pemotongan. Karena ada 50 kali pemotongan,
maka kertas semua adalah 2 pangkat 50.
Kalau malas dengan pola pangkat, maka anda harus kali dua terus,
sehingga :
5 x potong = 16 x 2 = 32 = (2 pangkat 5)
6 x potong = 32 x 2 = 64 = (2 pangkat 6)
10 x potong = 512 x 2 = 1024 = (2 pangkat 10)
Teruskan sampai 50 x potong. Kita dapat tulis 1024
lebih besar dari 1000. yaitu 1024 > 1000 = 10 pangkat 3
Jadi banyak kertas itu setelah didempetkan dan dipotong pada kali ke 50
adalah lebih banyak dari 10 pangkat 15, yaitu satu dengan nol 15 buah :
(1.000.000.000.000.000)
Hitungannya
:
1.000.000.000.000.000
x 1 / 1000 mm
=1.000.000.000.000mm
=1.000.000km
= 1 juta km
·
Operasi Penjumlahan
Dalam surah
al-kahfi ayat 25
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
Sembilan tahun”
Pada surah tersebut disebutkan operasi
bilangan 300
+ 9 tahun = 309 tahun
·
Operasi Pengurangan
Perhatikan surah al-ankabut ayat 14
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus nuh kepada
kaumnya, maka ia tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh
tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang
zhalim”
Pada ayat diatas
disebutkan operasi pengurangan 1000-50
Dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah:261. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Pernyataan diatas dijelaskan
bahwa 1 biji akan menumbuhkan 7 batang, dan tiap-tiap batang terdapat 100 biji.
Penjumlahan 100 berulang sebanyak 7 kali sehingga diperoleh 700. Konsep
penjumlahan berulang inilah yang merupakan
konsep operasi perkalian bilangan.
100+100+100+100+100+100+100=7x100
Dengan demikian, munculnya operasi perkalian bilangan
bersumber dari operasi penjumlahan, yaitu penjulahan berulang.
·
Bilangan
Prima Dalam al-Qur’an
Diantara
bilangan prima yang disebutkan dalam al-Qur’an yaitu bilangan 19 yang menempati
posisi istimewa. Dalam Q.S al-Muddatsir ayat 30 dan 31. Artinya: “ Dan
diatasnya ada 19 (malaikat penjaga). Dan tiada kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari Malaikat, dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan
untuk jadi cobaan orang-orang kafir,
supaya orang-orang diberi al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi al-Kitab dan orang-orang
mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang didalam hatinya ada
penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan) : “ Apakah yang dikehendaki Allah
dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?”
Demikianlah
Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendakinya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada tentara Tuhanmu melainkan dia
sendiri dan saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. ( Q.S
Al-Muddatsir 30-31 )
Berdasarkan
ayat diatas, bilangan prima mempunyai 3 fungsi utama:
1.
Menjadi cobaan atau fitnah, orang kafir atau
orang yang mempunyai penyakit dihatinya.
2.
Memantapkan keyakinan orang-orang yang
diberi al-Kitab ( sebelum turunnya al-qur’an )
3.
Menambah keimanan orang-orang mukmin
·
Fakta
mengenai bilangan 19 dalam al-Qur’an
-
Banyaknya surah dalam al-Quran 114 = 19
x 6
-
Banyaknya juz dalam al-Qur’an yaitu 30
yang merupakan bilangan komposit ke-19
-
Banyaknya huruf dalam al-Qur’an sebanyak
330733 = 19 x 17407
-
Banyaknya ayat dalam surah al-Alaq
adalah 19. banyak hurufnya 304 = 19 x 16 huruf
-
Kata “ qur’an “ disebut sebanyak 57 = 19
x 3
·
Relasi dalam Al-Qur’an
Relasi adalah himpunan
bagian antara A(domain)
dan B (kodomain) atau relasi yang memasangkan setiap elemen yang ada
pada himpunan A secara tunggal, dengan elemen yang pada B.
·
Bilangan
Dalam Alqur’an
Dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 38 bilangan
berbeda. Dari 38 bilangan tersebut, 30 bilangan merupakan bilangan asli dan 8
bilangan merupakan bilangan pecahan (rasional). 30 bilangan asli yang
disebutkan dalam Al-Qur’an adalah
1 (Wahid) 11
(Ahada Asyarah) 99 (Tis’un
wa Tis’una)
2 (Itsnain) 12
(Itsna Asyarah) 100
(Mi’ah)
3 (Tsalats) 19
(Tis’ata Asyar) 200
(Mi’atain)
4 (Arba’) 20
(‘Isyrun) 300
(Tsalatsa Mi’ah)
5 (Khamsah) 30
(Tsalatsun) 1000
(Alf)
6 (Sittah) 40
(‘Arba’un) 2000
(Alfain)
7 (Sab’a) 50
(Khamsun) 3000
(Tsalatsa Alf)
8 (Tsamaniyah) 60
(Sittun) 5000
(Khamsati Alf)
10 (Tis’a) 70
(Sab’un) 50000
(Khamsina Alf)
10 ‘Asyarah) 80
(Tsamanun) 10000
(Mi’ati Alf),
Sedangkan
8 bilangan rasional yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah (Tsulutsa); (Nishf); (Tsuluts); (Rubu’); (Khumus); (Sudus); (Tsumun);
dan (Mi’syar)
·
Relasi Bilangan
Mengenai relasi bilangan dalam Al-Qur’an, perhatikan
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffaat ayat 147 yang menjelaskan
bahwa nabi Yunus diutus kepada umat yang jumlahnya 100000 orang atau lebih.
Secara matematika, jika umat nabi Yunus sebanyak x orang,
maka x sama dengan 100000 atau x lebih dari
100000. Dalam bahasa matematika, dapat ditulis
x =
100000 atau x >
100000.
Tulisan tersebut dapat
diringkas menjadi
x ≥ 100000.
Masih terdapat beberapa ayat dalam
Al-Qur’an yang menyebutkan relasi bilangan. Relasi bilangan dalam Al-Qur’an,
disebutkan dalam beberapa redaksi, misalnya, Adnaa (kurang
dari), Aktsara (lebih dari), dan Fauqa (lebih
dari).
·
Pengukuran
Al-Qur’an diturunkan sekitar abad ke-6 Masehi, yang
pada saat itu belum ditetapkan satuan-satuan baku untuk pengukuran. Dengan
demikian, jika Al-Qur’an berbicara masalah pengukuran, maka satuan ukur yang
digunakan adalah satuan-satuan tradisional yang berlaku saat itu, khususnya di
daerah Mekah dan Madinah. Berdasarkan kajian penulis, ternyata Al-Qur’an juga
berbicara tentang pengukuran. Pengukuran yang disebutkan dalam Al-Qur’an
meliputi pengukuran panjang (jarak), waktu, luas, berat, dan kecepatan.
·
Statistika
Dalam masalah mengumpulkan data yaitu mencatat atau
membukukan data, Al-Qur’an juga membicarakannya. Perhatikan Al-Qur’an surat
Al-Kahfi ayat 49, Az-Zukhruf ayat 80, Al-Jaatsiyah ayat 29, dan Al-Qamar ayat
52 yang membahas tentang catatan amal. Selain kegiatan mengumpulkan data,
statistika juga sangat memperhatikan ketelitian. Dalam Al-Qur’an surat Maryam
ayat 94 yang artinya : Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan
menghitung mereka dengan hitungan yang teliti..
Al-Qur’an sendiri telah memberikan bukti konkret
tentang statistika. Dalam Al-Qur’an terdapat keajaiban statistik (statistical
miracle) dalam penyebutan kata. Terdapat ketelitian dan keseimbangan dalam
jumlah penyebutan suatu kata dikaitkan dengan sinonim, antonim, akibat, penyebab,
atau bahkan dengan realitas kehidupan sehari-hari.
·
Estimasi ( Taksiran)
Perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat
Ash-Shaffaat ayat 147 yang artinya : Dan Kami utus dia kepada seratus ribu
orang atau lebih.
Pada QS Ash-Shaffat ayat 147 tersebut dijelaskan
bahwa nabi Yunus diutus kepada umatnya yang jumlahnya 100000 orang atau lebih.
Jika membaca ayat tersebut secara seksama, maka terdapat rasa atau kesan
ketidakpastian dalam menentukan jumlah umat nabi Yunus. Mengapa harus
menyatakan 100000 atau lebih? Mengapa tidak menyatakan dengan jumlah yang
sebenarnya? Bukankah Allah SWT maha mengetahui yang gaib dan yang nyata?
Bukankah Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu, termasuk jumlah umat nabi
Yunus? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah “inilah contoh estimasi
(taksiran)”.
· Matematika dalam bidang kedokteran.
·
Menghitung
masa subur setelah haid
Siklus haid adalah rentang hari sejak hari
pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Siklus haid yang normal
adalah setiap 21 - 35 hari. Hari ke-1 (satu) pada siklus haid
adalah hari pertama haid terjadi.
Kapan
ovulasi terjadi?
Umumnya ovulasi terjadi sekitar 12 – 14 hari sebelum hari pertama
haid. Sebenarnya, hari ketika terjadi ovulasi bergantung pada siklus haid Anda.
Jika siklus Anda pendek, misalnya hanya 22 hari, maka ovulasi dapat terjadi
hanya beberapa hari setelah haid berakhir. Jadi, waktu ovulasi bisa berbeda
pada tiap wanita. Untuk itu, penting bagi Anda mengetahui siklus haid
Anda agar dapat memperkirakan waktu ovulasi.
Kapan masa subur Anda?
Masa
subur Anda berkisar di sekitar waktu ovulasi, kira-kira dalam lima hari sebelum
ovulasi terjadi. Umumnya masa subur wanita adalah 12 – 16 hari sebelum masa
haid berikutnya. Dalam kata lain, rata-rata wanita mengalami masa subur di antara
hari ke-10 hingga hari ke-17 setelah hari pertama haid sebelumnya. Hal tersebut
berlaku bagi wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari. Namun, bila
siklus Anda berbeda, Anda dapat coba mempelajari dan menghitung kapan masa
subur Anda.
Hal yang menjadi
tantangan adalah pada umumnya lama masa haid wanita bisa berubah dari waktu ke
waktu, biasanya berlangsung 2-7 hari. Kondisi ini membuat ovulasi dapat berbeda
sepekan lebih cepat atau lebih lambat dibanding periode selanjutnya. Di sisi
lain, selain proses ovulasi, kehamilan sangat ditentukan oleh proses sperma
menjangkau sel telur. Agar dapat hamil, sel telur yang telah matang ini harus
dibuahi dalam waktu 12 hingga 24 jam.
Perkiraan masa subur dapat dihitung dengan rumus berikut:
·
Ketahui siklus terpendek Anda. Misal: 27
hari. Kurangi angka ini dengan 18. Hasilnya: 9. Angka ini adalah hari pertama
saat Anda berada pada posisi paling subur.
·
Ketahui siklus terpanjang Anda. Misal: 30
hari. Kurangi angka ini dengan angka 11. Hasilnya: 19. Angka ini adalah hari
terakhir saat Anda paling subur.
Dengan demikian jika
siklus Anda rata-rata adalah 27 – 30 hari, maka Anda akan paling subur pada
hari ke-9 hingga 19.
· Matematika dalam bidang ekonomi.
Contoh :
Mr. Bean kredit
mobil dengan uang muka 10.000.000, sisa kreditnya yaitu 30.000.000 dengan suku
bunga kredit 2% / bulan dalam jangka waktu 2 tahun. Berapakah jumlah kredit
setelah jatuh tempo pelunasan dan berapakah jumlah harga mobil?

Barisan dalam Usaha Bisnis
Penerapan
barisan bagi dunia bisnis yang lebih sesuai adalah Barisan Aritmatika. Karena
apabila diukur dengan barisan geometri, variabel-variabel ekonomi seperti biaya
produksi, modal, pendapatan, tenaga kerja akan kesulitan untuk mengikutinya
dalam arti segera memenuhinya.
Contoh:
Stok barang PT. X pada bulan 1 sampai dengan 10, setelah dihitung rata-rata
permintaan barang tersebut ialah 7. Berapakah stok barang pada bulan ke-6

· Matematika dalam bidang psikologi
Psikologi
adalah studi ilmiiah mengenai prilaku dan proses mental. Kata psikologi datang
dari kata lain psyche yang artinya jiwa dan sosial dan logos yang artinya kata
atau wacana. Jadi, psikologi yaitu wacana jiwa.
Matematika
dan psikologi memiliki 3 hubungan utama yaitu:
1.
Psikologi yang bekerja di bidang studi
matematika yaitu bagaimana manusia memproses informasi, menafsirkan simbol
matematika, mengembangkan dan menggunakan strategi untuk memecahkan masalah
matematika. Contoh keterampilan ini sangat penting untuk disebut kata “ masalah
“. Kognisi matemamatika adalah bidang matematika yang sangat penting dalam
psikologi.
2.
Psikologi juga mempelajari bagaimana
orang-orang merasa tentang matematika. Karena perasaan seseorang tentang
pengaruh subjek kesediaan mereka untuk belajar dan menggunakannya.
3.
Psikologi menggunakan alat-alat
matematika dan statistik untuk mengukur dan menganalisa hasil penelitian
mereka. Penggunaan ini disebut psikometri. Salah satu contoh dari psikometri
yaitu tes IQ.
· Matematika dalam bidang sosial.
Relasi
Dalam Sosial
Relasi Sosial adalah
hubungan antar sesama dalam istilah sosiologi Disebut relasi atau relation.
Relasi sosial juga disebut hubungan sosial yang merupakan hasil
dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau
lebih.
Hubungan dalam
relasi sosial merupakan
hubungan yang sifatnya timbal balik antar individu yang satu dengan individu
yang lain dan saling mempengaruhi. Beberapa tahapan terjadinya relasi sosial yaitu:
(a) Zero
contact yaitu kondisi dimana tidak terjadi hubungan antara dua orang;
(b) awarness
yaitu seseorang sudah mulai menyadari kehadiran orang lain;
(c) surface contact yaitu orang pertama
menyadari adanya aktivitas yang sama oleh seseorang disekitarnya; dan
(d) mutuality yaitu sudah mulai terjalin relasi
sosial antara 2 orang yang tadinya saling asing”.
· Matematika dalam bidang kesenian.
Terdapat banyak ide-ide matematika
yang dapat ditemukan dalam tari seperti seperti waktu, rotasi, nomor, geometri,
pola, grafik dan lainnya. Pendapat ini didukung oleh Mc Cutcher (2006: 3.15) yang
menyatakan bahwa matematika adalah teman yang baik untuk tari, karena bentuk
geometri dalam ruang, pola, simetri, dan asimetri terdapat dalam tari.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwasanya matematika
mempunyai kecocokan dengan tari.
Salah satu sumber pembelajaran yang
dapat digunakan adalah tari Indang yang berasal dari Sumatra Barat. Melalui
pemanfaatan budaya bangsa berarti kita tetap menjaga kelestarian budaya
sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Melalui seni konsep matematika dapat
digabungkan. Hal ini dikarenakan dengan menggabungkan konsep matematika dengan
tarian maka siswa akan mendapatkan beberapa pengalaman, kemampuan fisik yang
membuat konsep abstrak menjadi konkret dalam matematika.
Seni Indang saat saat ini telah
berubah dengan gerakan yang disesuaikan dengan perkembangan sosial budaya
masyarakat dari waktu ke waktu. Seni merupakan produk budaya masyarakat yang
tidak pernah lepas dari masyarakat, dengan beberapa kegiatan budaya termasuk:
menciptakan, memberikan kesempatan untuk menjaga, menyebarkan, dan berkembang
lagi.
Seni tari Indang memiliki tiga
dimensi seni yakni literatur, musik, dan menari. Formasi tiga kelompok untuk
membuat pola baris segitiga (Ediwar, 1999, p.18). Jadi, hal ini sesuai dengan
matematika yaitu kita bisa melihat materi matematika dalam gerakan tari.
FOTO KEGIATAN








DAFTAR PUSTAKA
http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/02/definisi-atau-pengertian-aljabar-matematika-lengkap.html
TENTANG PENULIS
Inke
Nur East Borneo, lahir di Bengkulu 28 Desember 1996. Putri pertama dari bapak
H.Ir. Kemin dan ibu Indrayani Panjaitan S.Pd. Berasal dari Desa Gunung Melayu
Pulo Raja, Kec.Rahuning Kab.Asahan. Saat ini sedang menjalani prodi Pendidikan
Matematika di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Sekarang bertempat
tinggal di Jl. Tangkul No. 44A Medan.















Komentar
Posting Komentar