dilatasi geometri transformasi



MAKALAH DILATASI
 PADA GEOMETRI TRANSFORMASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Amroni Syahbanda                                  35.15.1.0
Inke Nur East Borneo                              35.15.1.007
Mawaddah                                                35.15.1.027
Yuli Kastria                                              35.15.1.015







FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam, tiada Tuhan selain Dia. Yang mana karena-Nya lah kita masih diberikan kesehatan, kesempatan serta umur yang panjang. sehingga sampai detik ini kita masih dapat menikmati keindahan dunia ini.
Shalawat berangkaikan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, seorang pemimpin yang amat terpimpin, yang mana  beliau telah membawa ilmu pengetahuan kepada umat-umatnya sehingga kita dapat terlepas dari masa-masa kebodohan dunia dan akhirat.
            Adapun judul dalam makalah ini adalah Dilatasi atau Perkalian”, yang merupakan salah satu pokok pembahasan pada mata kuliah Geometri Transformasi. Begitu juga rasa terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Geometri Transformasi di kelas PMM-1 semester V yang telah memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat kami selesaiakan tepat pada waktunya. Besar harapan kami sekiranya Ibu dapat menerima makalah yang kami susun  ini.
Dengan disusunnya makalah ini, kami juga berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Dan semoga makalah yang kami susun ini kiranya mampu memberikan nilai yang bagus untuk kami serta bermanfaat bagi pembaca.


                                                                                     Medan, 7 Oktober 2017




                                                                                     Penyusun









 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang

Transformasi geometri adalah bagian dari geometri yang membicarakan perubahan, baik perubahan letak maupun bentuk, penyajiannya didasarkan dengan gamabar dan matriks. Defenisis transformasi sendiri ialah suatu pemetaan yang memindahakan suatu titik atau suatu gambar (disebut benda) ke suatu titik atau kesuatau gambar lain (bayangan).  Transformasi yang tidak mengubah bentuk  dan ukuran benda disebut transformasi isometri. Tiga transformasi yang paling kita kenal, yaitu translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan) dan rotasi (perputaran) termasuk transformasi isometri, sedangkan dilatasi (perbesaran) tidak termasuk transformasi isometri sebab dilatasi mengubah ukuran benda.
Tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari hari sering kali kita melakukan hal-hal yang berhubungan dengan transformasi, misalnya saja ketika kita berada didalam ruangan yang gelap kita menggunakan senter sebagai penerangan dan kebetulan kita sedang memegang suatu benda datar kemudian kita mengarahkan cahaya senter tersebut ke benda datar yang kita pegang maka pada dinding dibelakang benda akan terlihat banyangan yang sebangun dengan benda tersebut, oleh karena cahaya berasal dari sebuah bola lampu kecil dan tersebar keluar dalam bentuk sebuah kerucut maka bayangan lebih besar dari pada benda (diperbesar). Kejadian ini berkaitan dengan materi transformasi yang akan kami bahas pada makalah ini, yaitu dilatasi (perkalian). Kejadian diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor ddilatasi salah satunya skala, oleh sebab itu pada makalah ini kami akan membahas tentang dilatasi dan apa-apa saja yang berkaitan dengan dilatasi/perkalian.

1.2              Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimanakah yang dikatakan dilatasi atau perkalian ?
1.2.2        Bagaimanakah perubahan ukuran bangun yang dipengaruhi oleh besarnya faktor skala pada dilatasi ?
1.2.3        Bagaimanakah dilatasi yang terbentuk dengan titik pusat (0,0) dan (a,b) ?
1.2.4        Bagaimana matriks transformasi dilatasi dan komposisi dilatasi ?

1.3         Tujuan Penulisan

1.3.1        Untuk mengetahui lebih dalam mengenai dilatasi atau perkalian.
1.3.2        Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perubahan ukuran bangun yang dipengaruhi oleh besarnya faktor skala pada dilatasi.
1.3.3        Untuk memaparkan mengenai dilatasi yang terbentuk dengan titik pusat (0,0) dan (a,b).
1.3.4        Untuk mengetahui matriks transformasi dilatasi dan komposisi dilatasi.

 


BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Dilatasi (Perkalian)


 

Pada gambar  2.1 segitiga PQR diperbesar menjadi bayangan segitiga P’Q’R’ oleh suatu transformasi tertentu. Dengan transformasi ini hanya panjang sisi segitiga PQR dan luas segitiga PQR yang diperbesar, sedangkan ukuran sudut sudut dari bentuk segitiga PQR tidak berubah oleh transformasi tersebut.

                        Gambar 2.1
Pada gambar 2.2 segitiga ABC diperkecil menjadi bayangannya segitiga A’B’C’ dari titik N oleh suatu transformasi tertentu. Ukuran sudut sudut segitiga ABC tidak berubah.Transformasi transformasi seperti  yang ditunjukkan pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 di mana panjang sisi dan luas gambar diperbesar atau diperkecil dari suatu titik tertentu, tetapi bentuk dan ukuran sudut- sudut pada gambar tidak berubah disebut DILATASI.

                        Gambar 2.2
            Jadi DILATASI adalah transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)  tetapi tidak mengubah bentuk bangun dan ukuran sudutnya tetap. Dengan kata lain bayangannya sebangun dengan bendanya. Secara umum perkalian (dilatasi) ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu pusat

2.2 Faktor skala dalam dilatasi

Faktor skala (k) adalah perbandingan antara jarak titik bayangan dari titik pusat dilatasi dan jarak titik benda berkaitan dengan titik pusat dilatasi. Faktor skala (k) juga di definisikan sebagai perbandingan antara panjang sisi  tiap bayangan dan panjang sisi yang berkaitan pada benda.
Faktor skala k =  =
Jika faktor skala k diberikan, bagaimanakah dengan perbandingan antara luas bayangan dan luas benda. Maka perbandingan  untuk faktor skala = k yaitu
Luas bayangan = k2. Luas benda
Pada dilatasi suatu bangun faktor K akan menentukan ukuran dan letak bangun bayangan.
(I)                Jika K > 1, maka bangun bayangan diperbesar dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
(II)             Jika 0 < K < 1, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
(III)          Jika -1 < K < 0, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
(IV)          Jika K < -1, maka bangun bayangan diperbesar dan terletak berlawanan arah  terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
(V)             Jika K = 1, maka bangun tidak mengalami perubahan ukuran dan letak.
(VI)          Jika K = -1, maka bangun tidak mengalami perubahan ukuran dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dan bangun semula

Perhatikan gambar berikut;
K= -1
 

 

 

 

 

 

 

 



2.3 Menentukan Koordinat Bayangan oleh Dilatasi


1.      Menentukan Koordinat Bayangan Oleh Dilatasi [ O,K ]
Koordinat bayangan titik A (x,y) oleh dilatasi [ O, k ] adalah titik A’ (kx,ky).
Dilatasi [ O,k ]:
x’ = kx
y’ = ky

Contoh:
Sebuah segitiga ABC dengan titik A(1,2), B(2,3) dan C(3,1) didilatasikan terhadap titik O dengan faktor skala 2. Tentukan koordinat bayangan titik-titik sudut segitiga ABC.
Penyelesaian:
Koordinat bayangan titik – titik A, B, dan C masing-masing adalah
A(1,2) A’(2(1), 2(2)) = A’(2,4)                                            Gambar
B(2,3)  B’(2(2), 2(3)) = B’(4,6)
C(3,1) C’(2(3), 2(1)) = C’(6,2)
Maka dilatasi yang terbentuk adalah
A’(2,4), B’(4,6), dan C’(6,2).



2.      Menentukan Koordinat Bayangan Oleh Dilatasi P(a,b)
Dilatasi pada titik pusat P(a,b) absis x dan x’ maupun ordinat y dan y’.
Jadi, koordinat bayangan dari titik A (x,y) oleh dilatasi [(a,b),k] adalah titik A’ (x’,y’) dimana      
                                    x’ = k(x-a) + a
                                    y’ = k(y-b) + b
Contoh; Diketahui sebuah segitiga ABC dengan titik sudut A(3,2), B(5,2) dan C (3,4). Jika segitiga ABC didilatasikan -2 dengan pusat P(1,1). Tentukan bayangan segitiga ABC atau A’B’C’.
Penyelesaian:
A(3,2)          x’ = k(x-a) + a             y’ = k(y-b) + b
                        x’ = -2(3 – 1)+ 1          y’ = -2(2-1)+1
                        x’ = -3                         y’ = -1
B(5,2)           x’ = -2(5 – 1) + 1         y’ = -2(2-1) + 1
                        x’ = -7                         y’ = -1
C’(3,4)         x’ = -2(3 – 1)+1           y’ = -2(4 - 1) + 1
                        x’ = -3                         y’ = -5
jadi A’(-3,-1), B’(-7,-1), dan C’(-3,-5).
 


                                   
Gambar
                                               



2.4 Matriks Transformasi Dilatasi

Telah diketahui bahwa persamaan transformasi dilatasi terhadap pusat O dengan faktor skala k, ditulis [ O,k]. Untuk pemetaan dari ( x,y) ke (x’,y’) dapat dinyatakan sebagai
x’ = kx dan y’ = ky,
Sehingga matrik transformasi untuk dilatasi [O,K] adalah :
M[O,k] =
Untuk memahami matrik transformasi tersebut, marilah kita perhatikan contoh berikut ini.
Contoh;
Tentukan bayangan persegi OABC dengan O ( 0,0), A(1,0), B(1,1) dan C(0,1) oleh dilatasi yang dinyatakan dengan matriks.
Penyelesaian;
                        O  A  B   C       O A’  B’  C’
                       
=

Koordinat bayangan titik titik O, A, B dan C masing masing adalah O’ (0,0), A’(2,0), B’(2,2) dan C’(0,2).



 

                                    Gambar








Pada gambar tampak bahwa, persegi OABC mengalami  perbesaran tapi bentuknya tidak berubah.
Sedangkan matriks transformasi untuk dilatasi p [(a,b),k] adalah;
 =  +
Contoh :

Tentukan bayangan titik P(2,−1) oleh dilatasi terhadap titik pusat A(3,4) dengan faktor skala (-3).
Penyelesaian ;

Jika P′(x′,y′) adalah koordinat titik bayangan yang dimaksud, maka

Jadi, bayangan titik P(2,−1) oleh dilatasi terhadap titik pusat A(3,4) dengan faktor skala (-3) adalah P(6,19).


2.5 Komposisi Pada Dilatasi

Artinya kita akan menerapkan beberapa transformasi pada sebuah bangun, atau benda dimana semua transformasinya berupa dilatasi. Dilatasi dalam perhitungannya juga menggunakan matriks transformasi yang juga  berdasarkan titik pusat atau titik acuannya. Apakah semua matriks, transformasinya bisa langsung dikalikan? Ternyata jawabannya tidak, karena dua atau lebih matriks transformasi  berordo 2x2 bisa dikalikan langsung dengan syarat harus memiliki titik pusat yang sama.
Untuk memahami komposisi dilatasi, mari perhatikan contoh berikut:
1.      Titik B (-1,2) didilatasi dengan faktor skala 4, dilanjutkan dilatasi dengan faktor skala -2 dan dilanjutkan lagi dengan dilatasi yang faktor skala nya . Jika titik pusat ketiga dilatasi tersebut sama, yaitu (3, -5) maka bayangan titik B adalah ?
Penyelesaian:
Tentukan matriks dilatasinya
T1 → M1 =   (k = 4)
T2 → M2 =   (k = -2)
T3 → M3 =   (k = )
Titik pusatnya sama, yaitu a,b (3, -5)
Menentukan bayangan titik B (-1.2)
 = (T3 ° T2 ° T1) x
=(M3 . M2 . M1) x
=  x
=  x
=  +
=
Jadi bayangan titik B adalah B’ (19, -33)
2.      Tentukan banyangan titik D (1,-3) jika dilatasi oleh faktor skala 2 dengan titik pusat (2,1), dilanjutkan dengan dilatasi Fktor skala -3 dengan titik pusat (-3,1) ?
Penyelesaian :
Karena titik pusat kedua dilatasi berbeda, maka kita kerjakan satu-satu
Dilatasi pertama: faktor skala 2 dan titik pusat (2,1)
 M1 =  (k = -2)
 Banyang titik D(1,-3):
 = M1 x  +
 x  +
          =  x  +
          =  +
          =
Kita peroleh D’ = (0,-7).
Dilatasi kedua : faktor skala -3 dan titik pusat (-3,1)
 = M2 x  +
          =  x +
          =  x  +
          =  +
           =
Kita peroleh banyangan D’’ (-12,25)
Jadi, banyangan titik D adalah D’’ (-12,25)

BAB III

PENUTUP


3.1 KESIMPULAN


      1.            DILATASI adalah transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)  tetapi tidak mengubah bentuk bangun dan ukuran sudutnya tetap. Dengan kata lain bayangannya sebangun dengan bendanya. Secara umum perkalian (dilatasi) ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu pusat
      2.            Faktor skala (k) adalah perbandingan antara jarak titik bayangan dari titik pusat dilatasi dan jarak titik benda berkaitan dengan titik pusat dilatasi.
      3.            Titik pusat dilatasi yaitu O (0,0) dan P (a,b).


3.2 SARAN


Kami  menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat kekurangan di dalamnya. Maka dari itu kami mengaharapkan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

 












 

DAFTAR PUSTAKA


Kanginan,Marthen.2013.MATEMATIKA 3 Untuk kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung:Grafindo Media Pratama.
Mulyanti,Yanti.Dkk.2008.MATEMATIKA untuk SMA dan MA kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:Pt. Piranti Darma Kalokatama.
Noormandiri, B.K. 2007. MATEMATIKA JILID 3A Untuk kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga.



Komentar

  1. youtube.com - YouTube
    youtube.com. youtube.com. youtube.com. youtube.com. youtube.com. youtube to mp3 conconventer youtube.com. youtube.com. youtube.com. youtube.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Transformasi

PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

PRINSIP DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR