Makalah Evaluasi Pembelajaran
Tugas Terstruktur Pertama
PROSEDUR DAN
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
( Pengembangan Instrumen
dan Penilaian )
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang
Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahan EVALUASI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Oleh:
KELOMPOK 6
1.
ASNI MARDIAH SINAGA 35.15.1.025
2.
DIYAH
FITRI 35.15.1.020
3.
INKE NUR EAST BORNEO 35.15.1.007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERISUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga makalah pembelajaran
matakuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika ini selesai penulis susun. Makalah ini
digunakan sebagai salah satu media pembelajaran guna menunjang terlaksananya
proses perkuliahan matakuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Di dalam makalah pembelajaran ini
terdapat kilasan materi prasyarat, materi yang dibahas, berkenaan dengan
Prosedur dan Langkah-Langkah Penilaian ( Pengembangan Instrumen Evaluasi )
Makalah ini bukan satu-satunya media
untuk belajar bagi mahasiswa, sehingga diharapkan didampingi dengan buku teks,
handout, dan sumber lain yang relevan. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan dari berbagai pihak untuk perbaikan dan penyusunan makalah berikutnya.
Medan, 12 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, melakukan
assessment pembelajaran harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu.
Prosedur ini merupakan langkah yang dilalui guru atau pendidik dalam melakukan
pendidikan. Prosedur penilaian yang lakukan guru paling tidak akan mengarahkan
proses penilaian yang lebih terarah dan teratur, sehingga tidak terkesan
penilain yang dilakukan tergesa-gesa. Hal ini penting, mengingat tidak jarang
sebagian guru yang melakukan penilaian hanya sekedar menggugurkan kewajiban
melakukan penilaian, sementara nilai yang diberikan kepada siswa sudah di setting
lebih awal. Karena itu terkadang ada siswa yang tidak ikut ujian bisa
memperoleh nilai, sementara siswa yang memang benar-benar aktif dalam
pembelajaran justru tidak memperoleh nilai dari guru. Perlu diingat bahwa semua
penilaian harus diacukan pada tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu ada pula
instrumen penilaian yang diperlukan mencakup instrumen untuk menilai input,
atau program pendidikan, proses pelakaksanaan maupun hasil yang dicapai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, adapun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja langkah-langkah dalam penilaian?
2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan instrument
test?
3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan instrument
nontest?
4. Bagaimana contoh sub bahasan pengembangan
instrument penilaian dalam matematika?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah , adapun tujuan penilaian
sebagai berikut:
1. Menjelaskan langkah-langkah dalam penilaian.
2. Mengetahui langkah-langkah pengembangan instrument
test.
3. Mengetahui langkah-langkah pengembangan instrument
nontest.
4. Mengetahui dan memahami contoh sub bahasan
pengembangan instrument penilaian dalam matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian merupakan
kegiatan sangat penting dalam pembelajaran matematika.
Penilaian dapat memberikan
umpan balik yang konstruktif bagi guru maupun siswa.Berdasarkan hasil
penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah
yang harus dilakukan selanjutnya. Guru juga dapat mengetahuiseberapa jauh
keberhasilan belajar matematika siswa serta ketepatan metodemengajar yang
digunakan. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
berprestasi lebih baik. Bahkan penilaian dapat mempengaruhi perilaku belajar
karena siswa cenderung mengarahkan kegiatan belajarnya menuju muarapenilaian
yang dilakukan guru. Oleh karena pentingnya penilaian, setiap guru matematika
harus memiliki pemahaman yang benar tentang berbagai aspek penilaian agar dapat
merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran matematika dengan baik.
A. Langkah-Langkah Penilaian
Terdapat
beberapa urutan kerja yang harus dilakukan dalam penilaian,sebagai berikut:
1. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indokator
Pencapaian Hasil Belajar.
Indikator merupakan
ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses, yang berkontribusi/ menunjukkan
ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti : mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikkan,
mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian hasil
belajar dikembangkan oleh pendidik dengan memerlukan perkembangankemampuan
setiap peserta didik, keluasan, dan kedalaman kompetensi dasar, dan daya dukung
sekolah misalnya kemampuan guru dan sarana atau prasarana penunjang. Setiap
kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil
belajar. Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi
dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penelitian.
2. Menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator.
Setelah menjabarkan
beberapa kompetensi dasar menjadi beberapa indikator, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Rentang presentase
ketuntasan setiap indikator adalah antara 0% - 100%. Kriteria ketuntasan ideal
untuk masing-masing indikator adalah 75 %. Namun satuan pendidikan dalam
menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50 %, 60 %, atau
70 %. Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan adalah tingkat kemampuan
akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik, serta
ketersediaan sarana dan prasarana.
Pada tahap awa penetapan
kriteria ketuntasan indikator boleh rendah, namun diharapkan semakin lama
semakin meningkat. Hal ini karena kualitas satuan pendidikan akan dinilai dari
pihak luar secara berkala, misal melalui ujian nasional. hasil penilaian yang
akan menunjukkan peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan dengan satuan
pendidikan lain ( benchmarking ). Melalui pemeringkatan ini diharapakan
satuan pendidikan terpacu untuk meningkatkan kualitasnya. Dalam hal ini
meningkatkan kriterian ketuntasan pencapaian indikator semakin mendekati 100 %.
3. Pemetaan Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar,
Indikator Penilaian, Kriteria Ketuntasan, dan Aspek yang terdapat pada Rapor.
Penilaian dilakukan secara
menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan
berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif (adaptive
movement) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi
berkesinambungan (nondiscursivecommunication). Kondisi afektif peserta
didik berhubungan dengan sikap, minat, dan/atau nilai-nilai. Kondisi ini
tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket,
inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan.
Contoh : Pemetaan
Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar, Indikator Penilaian, Kriteria
Ketuntasan, dan Aspek yang terdapat pada Rapor berupa mata pelajaran ( rapor ).
4. Pemetaan Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar,
Indikator Penilaian, Kriteria Ketuntasan, Aspek Penilaian, dan Teknik
Penilaian.
Pemetaan Standar Kompetensi
, Kompetensi Dasar, Indikator Penilaian, hingga Kriteria Ketuntasan, perlu
dipetakan berdasarkan bobot materi yang dipelajari. Pemetaan ini dapat
dimanfaatkan untuk memberikan kriteria penilaian berdasarkan sebaran kompetensi
dan indikatornya.
Contoh
: Pemetaan Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar, Indikator Penilaian, Kriteria
Ketuntasan, Aspek Penilaian , dan Teknik pada beberapa materi pelajaran
5. Penetapan Teknik Penilaian.
Dalam memilih teknik
penilaian mempertimbangkan ciri indikator. Contoh : Apabila tuntutan indikator
melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja ( performance ).Apabila tuntutan
indikator berkaitan dengan konsep, maka teknik penilaiannya juga tertulis.
Penilaian proses dan hasil
belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Teknik
tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar aspek kognitif. Teknik non
tes dapat berupa observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, angket, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran untukmengumpulkan data
tentang pemahaman siswa, sikap terhadap pelajaran, kemampuan
memecahkan masalah,
kerjasama, kebutuhan bantuan dalam belajar, motivasi belajar dan lain-lain.
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapatberbentuk tugas rumah
dan/atau proyek yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang penguasaan
kompetensi serta kecakapan/keterampilan tertentu. Teknik angket
digunakan untuk menjaring
informasi berdasarkan pengakuan dan pendapat siswamelalui respon mereka
terhadap pernyataan/pertanyaan yang diajukan dalam angket.
B. Pengembangan Instrumen Tes
Untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran diperlukan tagihan kepada siswa, salah satuteknik penilaiannya
adalah dengan tes. Tes antara lain dapat digunakan untukmengetahui kompetensi
awal siswa, tingkat pencapaian standar kompetensi,mengetahui perkembangan kompetensi
siswa, mendiagnosa kesulitan belajar siswa,mengetahui hasil proses
pembelajaran, memotivasi belajar siswa, dan memberikanumpan balik kepada guru
untuk memperbaiki program pembelajarannya.
Berikut ini
langkah-langkah untuk mengembangkan instrumen tes :
Contoh 1. Pengembangan tes
untuk SMP
Misal akan disusun tes
sumatif ulangan akhir semester 1 kelas VII SMP yang terdiri
atas soal pilihan ganda
dan soal uraian. Dalam modul berikut hanya akan disajikan
beberapa contoh saja,
yaitu dua butir soal pilihan ganda dan satu butir soal uraian.
1. Menetapkan tujuan tes
Langkah awal
dalam mengembangkan instrumen tes adalah menetapkan tujuannya. Tujuan ini
penting ditetapkan sebelum tes dikembangkan karena seperti apa dan bagaimana
tes yang akan dikembangkan sangat bergantung untuk tujuan apa tes tersebut
digunakan. Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak digunakan
di lembaga pendidikan, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes
formatif, dan (d) tes sumatif (Thorndike & Hagen, 1977).
Tujuan tes: tes sumatif
ulangan akhir semester 1 Kelas VII SMP
2. Melakukan analisis
kurikulum
Analisis
kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum yang ada
berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan agar
dalam proses pengembangan instrumen tes selalu mengacu pada kurikulum (SKKD) yang
sedang digunakan. Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan
indikator pencapaian suatu KD yang terdapat dalam Standar Isi (SI).
Berdasarkan tujuan tes
yang telah ditetapkan, maka SK-KD dari kelas VII yang sesuaisebagai berikut :
Tabel 1. SK-KD Matematika
Kelas VII Semester 1
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
|
1. Memahami sifat-sifat operasi
hitung bilangan dan
penggunaannya dalam
pemecahan masalah
|
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan bulat dan
pecahan
dalam pemecahan masalah
|
|
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar,
persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel
|
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar
2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel
2.4 Menyelesaikan
pertidaksamaan linear satu variabel
|
|
3. Menggunakan bentuk aljabar,
persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan
masalah
|
3.1 Membuat model matematika dari masalah yang
berkaitan
dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan
dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah
aritmetika sosial yang sederhana
3.4 Menggunakan
perbandingan untuk pemecahan masalah
|
3. Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi
merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal (meliputi SK-KD,materi,
indikator, dan bentuk soal) yang akan dibuat. Dalam membuat kisi-kisi ini, kita
juga harus menentukan bentuk tes yang akan kita berikan. Beberapa bentuk tes yang
ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, tes benar-salah uraian obyektif, atau tes
uraian non obyektif.
Gambar 1. Contoh Pengisian
Kartu Kisi-Kisi Soal
|
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis Sekolah :
SMP
Alokasi Waktu : 2 × 35 menit
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Soal : 7 butir soal
Penulis : Estina Ekawati
|
|||||||
|
No
|
Kompetensi Dasar
|
Bahan
Kelas/Semester
|
Materi
|
Indikator
|
Bentuk
Tes
|
No
Soal
|
|
|
1
|
Melakukan operasi
hitung
bilangan bulat dan pecahan
|
VII/1
|
Bilangan
|
Siswa dapat
melakukan operasi
penjumlahan untuk
dua bilangkan pecahan
|
Pilihan
ganda
|
1
|
|
|
2
|
Menyelesaikan
persamaan linear satu variabel
|
VII/1
|
Aljabar
|
Siswa dapat
menentukan sisi
terpanjang suatu
segitiga jika dua
sisinya mengandung
variabel dan sisi ketiga
merupakan bilangan tertentu
|
Pilihan
ganda
|
2
|
|
|
3
|
Menggunakan konsep
aljabar dalam
pemecahan masalah
aritmetika sosial yang
sederhana
|
VII/1
|
Aljabar
|
Siswa dapat
menentukan persen
bunga yang diberikan
bank kepada penabung
jika diketahui besar
tabungan awal dan
akhir tahun kelima
|
Uraian
|
31
|
|
4. Menulis soal
Pada kegiatan
menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang Anda tulis harus
berdasarkan
pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi dan dituangkan dalam
spesifikasi
butir soal. Bentuk butir soal mengacu pada deskripsi umum dan deskripsikhusus
yang sudah dirancang dalam spesifikasi butir soal.
Dari kisi-kisi soal yang
telah ditetapkan, susunlah butir soal yang sesuai. Untuk soalpilihan ganda,
dengan menggunakan kartu soal adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Contoh Pengisian Kartu Soal
|
KARTU SOAL
BENTUK PILIHAN GANDA
Jenis Sekolah : SMP Penyusun : Estina Ekawati
Mata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran : 2011/2012
Bahan Kelas/Smt : VII/1 Bentuk Tes :
Tertulis
|
||||||||||||||||
|
Kompetensi Dasar :
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
Materi : Bilangan
Indikator Soal
: Siswa dapat melakukan
operasi penjumlahan untuk dua bilangkan pecahan
Kunci : D
Buku sumber
: Matematika SMP Kelas VII
Rumusan Butir Soal : Seorang anak melakukan perhitungan
bilangan pecahan 1/2 + 1/3
Berapakah hasilnya?
A. 3 C. 1
B. 2 D. 5/6
|
||||||||||||||||
|
Keterangan Soal
|
|
KARTU SOAL
BENTUK PILIHAN GANDA
Jenis Sekolah : SMP Penyusun :
Estina Ekawati
Mata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran : 2011/2012
Bahan Kelas/Smt : VII/1 Bentuk Tes :
Tertulis
|
||||||||||||||||
|
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan
persamaan
linear satu variabel
Materi :
Aljabar
Indikator Soal :
Siswa dapat menentukan sisi terpanjang suatu segitiga jika dua sisinya
mengandung
variabel dan sisi ketiga merupakan bilangan tertentu.
No Soal : 2
Kunci : C
Buku sumber : Matematika SMP Kelas VII
Rumusan Butir Soal : Panjang
sisi-sisi sebuah segitiga diketahui 2x cm, (2x + 2)
cm, dan (3x + 1) cm.
Jika kelilingnya 24 cm, panjang sisi
yang terpanjang adalah
....
A. 6 cm C. 10 cm
B. 8 cm D. 12 cm
|
||||||||||||||||
|
Keterangan Soal
|
|
KARTU SOAL BENTUK
URAIAN/PRAKTEK
Jenis Sekolah : SMP Penyusun :
Estina Ekawati
Mata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran : 2011/2012
Bahan Kelas/Smt : VII/1 Bentuk Tes :
Tertulis
|
||||||||||||||||||||||||
|
Kompetensi Dasar: Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan
masalah aritmetika sosial yang sederhana
Materi :
Aljabar
Indikator Soal :Siswa
dapat menentukan persen bunga yang diberikan bank kepada
penabung jika diketahui besar tabungan awal dan akhir
tahun kelima
No Soal : 2
Kunci : C
Buku sumber
: Matematika SMP Kelas VII
Rumusan Butir Soal:
Pada awal suatu tahun Aqsa menabung di sebuah Bank sebesar Rp 12.000.000,00.
Pada setiap akhir tahun bunganya ia ambil. Sampai dengan akhir tahun ke-5
seluruh bunga yang telah diambilnya Rp 4.800.000,00. Berapa
persen bunga yang diberikan oleh bank kepada penabung?
|
||||||||||||||||||||||||
|
Keterangan Soal
|
||||||||||||||||||||||||
5. Melakukan telaah
instrumen secara kualitatif
Telaah instrumen tes secara teoritis atau kualitatif
dilakukan untuk melihat kebenaraninstrumen dari segi materi, konstruksi, dan
bahasa. Telaah instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta
bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun dapat dilakukan telaah sendiri.
Tabel 2. Contoh Telaah Instrumen secara Kualitatif
|
No
|
Butir Soal
|
Keterangan
|
|
1
|
Seorang anak melakukan
perhitungan bilangan pecahan 1/2 + 1/3
Berapakah hasilnya?
A. 3 C. 1
B. 2 D. 5/6
|
Apabila kita telaah secara kualitatif, secara sepintasdapat
kita nyatakan bahwa soal tersebut kurang baik. Ada beberapa hal yang harus
diperbaiki. Yaitu pokok soal yang bertele-tele dan tidak jelas. Berikutnya
adalah alternatif jawaban (A), (B), dan
(C) bukan merupakan alternatif jawaban yang baik. Sebab,
angka-angka tersebut tidak jelas asal-usulnya, kecuali angka-angka yang
terdapat dalam pokok soal
|
|
2
|
Panjang sisi-sisi sebuah
segitiga diketahui 2x cm, (2x + 2)
cm, dan (3x + 1) cm.
Jika kelilingnya 24 cm, panjang sisi
yang terpanjang adalah
....
A. 6 cm C. 10 cm
B. 8 cm D. 12 cm
|
Sekilas jika kita perhatikan, butir soal di
sampingsudah cukup jelas, demikian juga dengan pilihan yang disediakan,
memiliki kesetaraan bentuk. Sehingga bisa
dikategorikan soal tersebut baik. Namun demikian, masih perlu telaah
lebih jauh mengenai keberfungsian dari masing-masing opsi.
|
|
3
|
Pada awal suatu tahun Aqsa menabung di sebuah Bank sebesar
Rp 12.000.000,00. Pada setiap akhir tahun bunganya ia ambil. Sampai dengan
akhir tahun ke-5
seluruh bunga yang telah diambilnya Rp 4.800.000,00. Berapa
persen bunga yang diberikan oleh bank kepada penabung?
|
Dari segi kalimat dan bahasa, butir soal di
sampingsudah bisa dipahami, sehingga bisa digunakan sebagai tes
|
6. Melakukan ujicoba dan
analisis hasil ujicoba tes
Setelah kita
lakukan telaah instrumen secara kualitatif, selanjutnya adalah melakukanujicoba
kepada sekelompok peserta tes. Dari hasil ujicoba tersebut, kita analisis secara
kuantitatif untuk menentukan validitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal,
serta reliabilitas instrumen tes.
7. Merevisi soal
Berdasarkan
temuan dari ujicoba, jika ternyata diperoleh informasi bahwa soal kitamasih
perlu diperbaiki (misal daya pembeda rendah, distraktor tidak berfungsi, reliabilitas
rendah, atau yang lain), langkah selanjutnya memperbaiki soal tersebut. akan
tetapi jika berdasar hasil ujicoba soal kita telah termasuk kategori baik, maka
soal tersebut telah siap digunakan untuk tes di kelas.
C. Pengembangan Instrumen Non Tes
Ada sembilan
langkah dalam mengembangkan instrumen non tes, yaitu:
1. Menentukan spesifikasi
instrumen
Penentuan
spesifikasi instrumen dimulai dengan menentukan kejelasan tujuan.
Setelahmenetapkan tujuan, kegiatan berikutnya menyusun kisi-kisi instrumen.
Membuat kisikisidiawali dengan menentukan definisi konseptual, yaitu definisi
aspek yang akandiukur menurut hasil kajian teoritik berbagai ahli/referensi.
Selanjutnya merumuskandefinisi operasional, yaitu definisi yang Anda buat
tentang aspek yang akan diukursetelah mencermati definisi konseptual. Definisi
operasional ini kemudian dijabarkanmenjadi indikator dan ditulisan dalam
kisi-kisi. Selanjutnya Anda perlu menentukanbentuk instrumen dan panjang
instrumen.
2. Menentukan skala penilaian
Skala yang
sering digunakan dalam instrumen penilaian antara lain adalah: SkalaThurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
Contoh:
Tabel 3. Skala Thurstone
Minat terhadap Pelajaran Matematika
|
Pernyataan
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
1. Saya senang belajar matematika
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Pelajaran matematika bermanfaat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Pelajaran matematikamembosankan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 4. Skala Likert Sikap terhadap Pelajaran Matematika
|
Pernyataan
|
|
|
|
|
|
1.
Pelajaran matematika bermanfaat
|
SL
|
SR
|
K
|
TP
|
|
2.
Pelajaran matematika sulit
|
SL
|
SR
|
K
|
TP
|
|
3.
Tidak semua
harus belajar matematika
|
SL
|
SR
|
K
|
TP
|
|
Dst
|
|
|
|
|
Keterangan :SL : Selalu; SR: Sering; K :
Kadang-kadang; TP: Tidak Pernah
Tabel 5. Skala Beda
Semantik Pelajaran Matematika
|
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
|
Menyenangkan
|
|
|
|
|
|
|
|
Membosankan
|
|
Sulit
|
|
|
|
|
|
|
|
Mudah
|
|
Bermanfaat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sia-sia
|
|
Menantang
|
|
|
|
|
|
|
|
Menjemukan
|
|
Banyak
|
|
|
|
|
|
|
|
Sedikit
|
3. Menulis butir instrumen
Pada tahap ini
Anda merumuskan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi.Pernyataan dapat
berupa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif merupakan
pernyataan yang mengadung makna selaras
dengan indikator, sedangkan pernyataan
negatif adalah pernyataan yang berisi kontra
kondisi dengan indikator.
4. Menentukan penyekoran
Sistem
penyekoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran yang
digunakan.
Pada skala Thurstone, skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1Pada skala
Likert, awal skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1, karena sering terjadi kecenderungan
responden memilih jawaban katergori tengah, makadimodifikasi hanya menggunakan
empat pilihan. Skor siswa dapat ditafsirkan dengan kriteria berikut:
Tabel 6. Kriteria
Penafsiran
|
Interval Nilai
|
Interpretasi
|
|
X ≥ Mi + Sbi
Mi - Sbi ≤ X <Mi + Sbi
X <Mi – Sbi
|
Baik
Sedang
Kurang
|
Keterangan: X :
Skor responden
Mi : Mean ideal
Sbi : Simpangan baku ideal
Mi = (skor tertinggi + skor
terendah)
Sbi = (skor tertinggi skor terendah)
5. Menelaah instrumen
Kegiatan pada
telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/
pernyataan
sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif danmenggunakan
tata bahasa yang benar, c) butir pertanyaan/pernyataan tidak bias, d)format
instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman menjawab atau mengisi instrumen
jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/ pernyataan sudah
tepat sehingga tidak menjemukan untuk dibaca/dijawab. Hasil telaah instrumen
digunakan untuk memperbaiki instrumen.
6. Menyusun instrumen
Langkah ini
merupakan tahap menyusun butir-butir instrumen setelah dilakukanpenelaahan
menjadi seperangkat instrumen yang siap untuk diujicobakan. Format instrumen
harus dibuat menarik dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk
membaca dan mengisinya.
7. Melakukan ujicoba
instrumen
Setelah
instrumen tersusun dengan utuh, kemudian melakukan ujicoba instrumen.Untuk itu
dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi. Ujicoba dilakukan untuk
memperoleh informasi empirik tentang kualitas instrumen yang dikembangkan.
8. Menganalisis hasil ujicoba
Analisis hasil
ujicoba dilakukan untuk menganalisis kualitas instrumen berdasarkandata
ujicoba. Dari analisis ini diharapkan diketahui mana yang sudah baik, mana yang
kurang baik dan perlu diperbaiki, dan mana yang tidak bisa digunakan. Selain
itu, analisis hasil ujicoba ini juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang validitas dan reliabilitas instrumen.
9. Memperbaiki instrumen
Perbaikan
dilakukan berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah
instrumen
baik, namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Perbaikan termasukmengakomodasi
saran-saran dari responden ujicoba.
D. Contoh Sub Bahasan Matematika
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menyususn langkah-langkah
penilaian terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan dalam
penilaian,sebagai berikut:
1. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indokator
Pencapaian Hasil Belajar.
2. Menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator.
3. Pemetaan Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar,
Indikator Penilaian, Kriteria Ketuntasan, dan Aspek yang terdapat pada Rapor.
4. Pemetaan Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar,
Indikator Penilaian, Kriteria Ketuntasan, Aspek Penilaian, dan Teknik
Penilaian.
5. Penetapan Teknik Penilaian.
Sedangkan, langkah-langkah dalam
menyusun instrumen sebagai beriku :
1. Analisis kurikulum.
2. Menentukan tujuan.
3. Menyusun kisi-kisi menulis soal.
4. uji coba dan analisis soal.
5. Revisi dan merakit soal.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang ada pada
diri penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan dan kelengkapan makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Thorndike, R.L. &
Hagen E.P. 1977. Measurement and Evaluation in Psychology and
Education. New York: John Willey
& Sons
Djemari Mardapi. 2008. Teknik
Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset
Ismul Fariks. 2007. Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X MA Wahid Hasyim Sleman Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open Ended. Yogyakarta: Skripsi
pada Prodi GuruanMatematika Fakultas Sainteks UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
B.Uno Hamzah dan Satria Koni, 2016, Asessment
Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara.

Komentar
Posting Komentar